Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Koreksi Target Devisa Pariwisata

Kementerian Pariwisata merevisi target perolehan devisa pariwisata dari yang sebelumnya US$20 miliar menjadi US$17,6 miliar di sepanjang 2019.
Wisatawan mancanegara (wisman) membersihkan sampah yang berserakan di kawasan Pantai Kuta, Badung, Bali, Selasa (1/1/2019)./ANTARA-Nyoman Hendra Wibowo
Wisatawan mancanegara (wisman) membersihkan sampah yang berserakan di kawasan Pantai Kuta, Badung, Bali, Selasa (1/1/2019)./ANTARA-Nyoman Hendra Wibowo

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pariwisata merevisi target perolehan devisa pariwisata dari yang sebelumnya US$20 miliar menjadi US$17,6 miliar sepanjang 2019.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan revisi target itu dikarenakan berdasarkan realisasi perolehan devisa dari tahun ke tahun.

Berdasarkan data Kementerian Pariwisata, perolehan devisa pada tahun lalu mencapai US$16,1 miliar dari target yang dicanangkan senilai US$17 miliar. Lalu pada 2017, realisasi perolehan devisa mencapai US$15,2 miliar.  Pemerintah sempat menargetkan perolehan devisa mencapai US$18 miliar, namun target itu dipangkas menjadi US$14 miliar. 

Pada 2016, realisasi perolehan devisa mencapai US$13,48 miliar dari yang ditargetkan senilai US$13 miliar.

Sepanjang 2015, pemerintah memperoleh devisa pariwisata sekitar US$12,23 miliar dari yang ditargetkan senilai US$12 miliar. Pada 2014, perolehan devisa pariwisata mencapai US$10,69 miliar, tak capai target yang senilai US$12 miliar.

"Ketidakcapaian target ini karena bencana yang terjadi di Indonesia. Mau kritik apa saja susah karena bencana sehingga setelah dihitung ulang, proyeksinya jadi US$17,6 miliar untuk devisa di tahun ini," ujarnya, Senin (18/3/2019).

Kendati target perolehan devisa ini turun menjadi US$17,6 miliar, Arief optimistis bisa mencapai devisa pariwisata senilai US$18 miliar. Selain mencapai devisa, pihaknya juga optimistis untuk mencapai target 20 juta kunjungan wisman.

Menurutnya, untuk dapat mencapai kedua target itu baik dari kunjungan wisman dan perolehan devisa, pihaknya akan memperkuat posisi Singapura yang sangat strategis untuk pariwisata Indonesia untuk dijadikan tourism hub.

Sebanyak 62 juta penumpang melewati Singapura dan 7.200 penerbangan per minggu sehingga sangat potensial untuk dimanfaatkan dan dapat menjaring 11 juta wisman yang datang ke Indonesia dari tourism hub ini.

Lalu untuk mencapai target itu dilakukan dengan Low Cost Carrier Terminal (LCCT) atau terminal maskapai bertarif rendah. Adapun LCCT pertama yang dimiliki Indonesia tersebut berlokasi di terminal 2F Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.

Hal itu bertujuan untuk meningkatkan minat kunjungan wisatawan ke Indonesia karena biaya yang dikeluarkan akan menjadi lebih rendah. "Biayanya kan lebih murah daripada yang normal [terminal full service]," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper