Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Layanan Sertifikat Ganjal Pengadaan Rumah di Kalbar

REI Kalbar menargetkan tahun ini akan membangun 5.500 unit rumah subsidi, tetapi mereka terbebani dengan berbelitnya pengurusan sertifikat.

Bisnis.com, PONTIANAK - Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Kalimantan Barat M Isnaini menargetkan tahun ini pihaknya akan membangun 5.500 unit rumah subsidi atau rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

"Untuk tahun ini REI Kalbar masih siap dan terus membangun rumah untuk MBR. Kita siap mendukung program sejuta rumah dari pemerintah," ujarnya di Pontianak, Senin (4/3/2019).

Terkait realisasi rumah MBR tahun 2018 lalu, menurutnya, ada 4.600 unit terbangun. Dari realisasi yang ada menjadi acuan untuk membangun rumah MBR untuk tahun ini.

"Kendala untuk rumah MBR saat ini masih seputar layanan sertifikat tanah. Itu masih menjadi beban, baik dalam pengurusan maupun pemecahan sertifikat tanah. Untuk soal listrik saat ini sudah tidak terlalu lagi sebab secara umum sudah cepat," papar dia.

Untuk kondisi penjualan rumah komersial dan rumah mewah saat ini, menurutnya masih berjalan lamban. Hal itu tidak terlepas dari pengaruh ekonomi baik global, nasional maupun lokal.

"Perkembangan rumah komersial masih stagnan. Untuk MBR sendiri masih terbuka luas dan masih lancar. Untuk rumah komersil yang memang masih berat," jelas dia.

Isnaini merincikan bahwa masih rendahnya transaksi jual beli rumah mewah di Kalbar karena faktor harga komoditas yang masih rendah seperti harga sawit.

"Harga sawit rendah tentu mempengaruhi daya beli. Kita tahu Kalbar masih mengandalkan komoditas. Jika harga komoditas rendah maka juga berdampak ke sektor ekonomi termasuk ke properti," papar dia.

Dia menambahkan juga bahwa untuk berinvestasi di bidang properti saat ini masih melihat komitmen pemerintah dalam hal memajukan ekonomi Indonesia.

"Masyarakat masih menunggu seperti apa ke depan karena kita mau Pemilu 2019. Semua masih menunggu dan melihat bagaimana arah ekonomi kita ke depan," papar dia.

Namun, dia tetap berharap tahun ini baik dari kinerja pembangunan dan penjualan di sektor properti tetap bergeliat.

"Properti tetap dibutuhkan dan bisnisnya tetap memiliki peluang yang besar. Hanya saja lancar atau tidak saja. Itu semua tergantung perekonomian dan daya beli masyarakat lagi," kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper