Bisnis.com, JAKARTA--CIM Group, investor real estat yang berbasis di Los Angeles, berdasar informasi dari orang yang mengetahui hal itu, sedang mempertimbangkan penjualan hotel di pusat kota New York yang dulu dikenal sebagai Trump SoHo.
CIM bekerja sama dengan seorang penasihat, yang menghubungi calon peminat untuk hotel berlantai 46, yang dikenal sebagai Dominick, kata orang-orang, yang meminta untuk disebut identitasnya itu karena masalah ini bersifat pribadi. Juru bicara CIM, Bill Mendel menolak berkomentar terkait rencana penjualan properti itu.
Bangunan di 246 Spring St. itu, terletak di persimpangan lingkungan SoHo, TriBeCa, dan West Village di Manhattan, dan mencakup 391 kamar, beberapa di antaranya telah dijual sebagai kondominium. Ukuran kamar hotel rata-rata sekitar 629 kaki persegi, atau lebih besar dari sebagian besar properti serupa di Manhattan. Bangunan ini mencakup ruang acara indoor dan outdoor seluas 12.000 kaki persegi.
Pada 2017, CIM membeli lisensi dan perjanjian manajemen properti dari bisnis keluarga Presiden Donald Trump. Tidak disebutkan biaya perjanjian itu, tetapi, menurut seseorang dengan pengetahuan tentang masalah tersebut pada pada saat itu, jumlahnya setidaknya mencapai US$6 juta.
Keterlibatan Trump, yang pertama kali menggembar-gemborkan hotel mewah pada 2006 di acara televisi "The Apprentice," akhirnya malah menjadi beban. Sebelum kesepakatan 2017 dan perubahan nama, para tamu terkenal termasuk LeBron James telah memboikot hotel, dan restorannya pun ditutup, sebagian karena penurunan lalu lintas. Dan sejak itu bangunan itu telah disewakan kepada operator baru.
CIM, yang dipimpin oleh Richard Ressler, mengambil alih kepemilikan hotel setelah memenangkan lelang penyitaan tahun 2014. Perusahaan ini sebelumnya adalah pemberi pinjaman selama pengembangan properti oleh Sapir Organization dan Bayrock Group LLC, yang menunjuk Felix Sater sebagai salah satu pemimpinnya pada saat itu.
Baca Juga
Sater, yang dua kali divonis bersalah atas tindak pidana berat pada 1990-an dan memberikan intelijen dalam penyelidikan teror pemerintah, adalah rekan lama Donald Trump yang mencoba membantu pebisnis real estat itu membangun menara di Moskwa, Rusia selama kampanye presiden 2016.