Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri 4.0 Bikin Tenaga Kerja Cemas

Survei Nielsen mengenai optimisme terhadap prospek lapangan kerja lokal, menunjukkan tingkat optimisme turun dari 73% pada kuartal III/2018 menjadi 68% pada kuartal IV/2018.
Seorang pekerja mengawasi proses pengelasan atau welding yang dilakukan oleh robot di pabrik perakitan Suzuki Cikarang, Jawa Barat, Selasa (19/2/2018) /Bisnis.com, Muhammad Khadafi
Seorang pekerja mengawasi proses pengelasan atau welding yang dilakukan oleh robot di pabrik perakitan Suzuki Cikarang, Jawa Barat, Selasa (19/2/2018) /Bisnis.com, Muhammad Khadafi

Bisnis.com, JAKARTA—Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap prospek pekerjaan mereka pada masa depan mengalami tekanan. Salah satu tekanan itu adalah kampanye industri 4.0.

Agus Nurudin, Managing Director Nielsen Indonesia mengatakan, hal itu tercermin dari survei Nielsen mengenai optimisme terhadap prospek lapangan kerja lokal yang turun dari 73% pada kuartal III/2018 menjadi 68% pada kuartal IV/2018.

“Cukup banyak responden kami yang khawatir, otomatisasi di perusahaan-perusahaan akibat tren industri 4.0. akan menghilangkan lapangan kerja mereka,” ujarnya, Kamis (21/2/2019).

Selain itu, penurunan optimisme terhadap prospek lapangan kerja domestik juga dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan sektor manufaktur Tanah Air pada  2018 lalu.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang (IBS) pada 2018 sebesar 4,07%, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada  2017 yang mencapai 4,74%.

“Saya khawatir, kalau manufaktur Indonesia kembali melambat tahun ini dan ketakutan publik akan ancaman industri 4.0. semakin meningkat, optimisme di lapangan pekerjaan akan kembali turun,” lanjutnya.

Dia melanjutkan, kehadiran industri 4.0. sejatinya juga memberikan prospek lapangan pekeraan baru. Kemitraan antara tukang ojek dan penyedia transportasi daring menjadi contohnya.

“Tetapi yang perlu diamati, apakah kehadiran ojek online ini tidak menciptakan penurunan kualitas pekerjaan. Sebab bisa jadi, para driver itu sebelumnya bekerja di kantoran lalu beralih ke mitra ojek online,” paparnya.

Adapun, berdasarkan laporan Nielsen, pada kuartal IV/2018 indeks keyakinan konsumen (IKK) Indonesia tumbuh satu poin menjadi 127 dari kuartal sebelumnya.

IKK dibentuk oleh tiga indikator, yaitu optimisme mengenai prospek lapangan kerja lokal, keadaan keuangan pribadi, dan keinginan untuk berbelanja dalam 12 bulan ke depan.

Dalam laporan itu disebutkan optimisme akan  keadaan keuangan pribadi stabil di level 79% pada dua kuartal terakhir  2018.

Adapun pada kuartal IV/2018, sebanyak  63% konsumen mengatakan bahwa waktu 12 bulan ke depan adalah waktu yang baik untuk mereka berbelanja hal-hal yang mereka inginkan dan butuhkan. Indikator terakhir ini meningkat tajam dari 57% di kuartal III/2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper