Bisnis.com, JAKARTA – Pengembang properti Australia, Crown Group berencana mulai melakukan kampanye proyek di Ancol pada Mei 2019 dan penjualannya dimulai pada Maret 2020.
Adapun, proyek yang terdiri dari 8 menara dan terdiri dari dua lot, yaitu A dan B ini digarap bersama dengan menggandeng PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk., dan ditargetkan rampung dalam delapan tahun ke depan.
“Nanti di Ancol Akan ada delapan tower. Timelinenya, kami akan meluncurkan 2 tower dari lot A, dan mulai kampanye pemasaran pada Mei ini, dan mulai penjualan pada Maret 2020,” kata CEO Crown Group Iwan Sunito dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (11/2/2019).
Proyek berkonsep apartemen menghadap laut, atau waterfront city ini akan direalisasikan dengan nilai Rp7 triliun – Rp10 triliun. Selain menjaring kalangan atas, proyek ini juga ingin menjaring masyarakat kalangan menengah yang menjadikan apartemen di Ancol ini sebagai hunian kedua.
“Misalnya nanti orang-orang tua, anaknya sudah tidak tinggal bersama di rumah lagi, apartemen di Ancol ini nanti bisa menjadi pilihan yang bagus. Saya yakin penjualannya akan cepat habis dalam sekali lauching, karena ini satu-satunya dari Crown Group,” imbuhnya.
Dalam pemasarannya, Crown juga memanfaatkan teknologi Augmented Reality (AR), sehingga nantinya calon pembeli bisa memiliki pengalaman melihat proyeksi pembangunan proyek di Ancol itu dengan menggunakan teknologi tersebut.
Baca Juga
“Kami lagi mengembangkan teknologi AR, ini sebenarnya sedang dikembangkan di proyek kami yang di Los Angeles. Nah, ini akan lebih powerful kalau kami bawa ke Ancol. Ini sangat bagus untuk selling property. Kami masih dalam tahap pengembangan.”
Selain itu, pengerjaan proyek ini juga akan menggandeng arsitek ternama asal Jepang Koichi Takada. Sebelumnya, Koichi juga ikut mengerjakan beberapa proyek Crown Group di Australia dan juga di Amerika.
“Koichi sudah sering kami ajak, nah beberapa tahun ini agak sulit. Baru sekarang kami bisa ajak kerja sama lagi untuk memberikan konsep desain arsitektur proyek kami yang di Ancol,” imbuh Iwan.
Ke depan, proyek ini akan memiliki konsep natural yang bertemakan pulau-pulau di Raja Ampat, Papua Barat. Dalam mendesain proyek Crown Group di Ancol itu, Koichi juga terinsiprasi dari keindahan alam di Indonesia.
Selain itu, Iwan melanjutkan bahwa konsep Raja Ampat dipilih agar bangunan proyek di Ancol tersebut bisa menjadi icon yang sangat Indonesia.
Untuk pemilihan bahan, desainer terebut, menurutnya, juga ingin proyek yang di Ancol nantinya tetap mengacu pada porduk berbahan alami dan tradisional. Kemudian model bangunannya dikombinasikan dengan gaya moderen. “Kami akan menggabungkan elemen bangunan dengan material lokal.”
Iwan menyebutkan bahwa di Jakarta belum ada konsep waterfront city yang cukup baik. Tujuan dari pembangunan proyek berkonsep waterfront city di Ancol ini agar nantinya masyarakat bisa memiliki pengalaman lain daripada hanya tinggal di apartemen.
“Tujuan kami menjadi waterfront promenade, jadi nanti jalan utamanya di luar, sedangkan di dalam akan banyak tempat untuk orang bisa jalan kaki, jogging, kami akan membuat orang yang tinggal di sana punya gaya hidup yang baik,” lanjutnya.
Menurut Iwan, yang menjadi tantangan ke depan adalah membangun bangunan futuristik, kendati secara struktur simpel, tetapi harus tetap berkualitas. Baik Iwan dan Koichi mengatakan akan berkomitmen menggunakan material dari lokal.
Selanjutnya, Direktur PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Daniel Nainggolan mengatakan bahwa proyek bersama Crown Group ini akan berlokasi di luar kawasan wisata Ancol.
“Nanti posisinya akan tepat berada di Ancol Barat, tidak ada terkait dengan reklamasi ya. Tidak masuk kawasan wisata juga, jadi kawasannya memang diperuntukkan untuk membangun rumah,” ujarnya.
Proyek bersama Crown Group tersebut akan dibangun di atas 4,6 hektare lahan perumahan milik Jaya Ancol yang keseluruhannya mencapai 75 hektare.
“Lahan yang dikerjasamakan ada 4,6 hektare, itu di luar ornamen ke laut,” paparnya.