Bisnis.com, JAKARTA — Berdasarkan penanggalan China, saat ini masuk ke tahun Babi Tanah. Unsur tanah ini juga terdiri dari usaha yang berhubungan dengan properti yang bakal cenderung stagnan. Pengembang disarankan agar mengembangkan usahanya bersama dengan usaha berunsur logam yang sedang moncer tahun ini.
Pakar fengsui Jenie Kumala Dewi mengatakan bahwa unsur tanah juga terdiri dari usaha yang berhubungan dengan properti, pengembang, atau asuransi jiwa. Unsur ini dinilainya cenderung stabil karena tanah sebagai tempat berpijak, kuat, dan tidak mudah bergerak atau terpengaruh.
Tahun Babi Tanah ini akan sangat menguntungkan bagi bisnis berunsur logam, seperti dari usaha dalam jaringan, dagang elektronik, otomotif, dan sesuatu yang berhubungan dengan internet.
Selain itu, usaha dengan unsur kayu juga berpotensi mendapat keuntungan tahun ini, seperti perusahaan konsultan dan pendidikan. Khusus untuk properti, Jenie mengatakan bahwa tahun ini netral, tetapi lebih cenderung ke stagnan.
“Tahun Babi Tanah ini untuk properti sebenarnya biasa saja, tapi memang enggak secemerlang biasanya. Enggak jelek, tapi enggak terlalu maksimal,” ungkapnya kepada Bisnis.com, pekan ini.
Jenie menyarankan bagi pemain properti agar mengembangkan usahanya bersama dengan usaha berunsur logam yang sedang moncer tahun ini.
“Misalnya, pemasaran produknya bisa bekerja sama dengan perusahaan berbasis internet, masuk ke e-commerce atau digital marketing. Namun, yang perlu diperhatikan lagi bahwa marketing itu masuk ke dalam unsur api, unsur itu payah tahun ini, marketing juga di semua sektor, enggak hanya di properti saja,” paparnya.
Jenie menambahkan, lantaran tahun ini tidak akan terlalu baik, jika pengembang properti mau menunggu, bisa menunggu tahun berunsur logam seperti pada 2020.
“Tahun depan sampai 2023 kan logam, usaha unsur tanah seperti properti itu bisa kembali membaik. Untuk tahun ini juga jangan mengeluarkan proyek atau produk di bulan yang berat, ‘ciong’nya kurang bagus, itu di bulan Mei,” ungkapnya.
Selanjutnya untuk lokasi, Jenie mengatakan, di Jakarta yang akan menguntungkan terletak di wilayah Timur dan Selatan. Di daerah itu unsur airnya mengalir. Air di sini dalam simbol perkotaan adalah yang tidak macet, dekat ke mana pun.
“Lokasi di Timur dan Selatan oke, sampai ke Bekasi juga oke,” jelasnya. Hal ini senada dengan pembangunan infrastruktur di kedua wilayah yang diperkirakan selesai dan bisa beroperasi tahun ini.
Dari sisi fengsui, lokasi bangunan yang baik dan menguntungkan hendaknya dipilih yang tidak dekat dengan kuburan, tempat buangan sampah, pasar, tempat yang pencahayaannya kurang bagus, di sekitar bangunan tua atau tersembunyi di belakang bangunan lain.
“Lokasi-lokasi itu memiliki rekaman energi negatif, sehingga bisa mempengaruhi misalnya jadi sering bermasalah,” jelasnya.
Adapun, untuk pembangunan gedung, sebaiknya cari unsur air di dekatnya, misalnya yang dekat dengan sungai atau memiliki pancuran air. Air bisa menjadi simbol keberuntungan dan baik untuk mendatangkan rezeki.
Untuk calon pembeli atau investor properti, tahun ini disarankan agar tidak melakukan investasi yang berisiko atau berlebihan.
“Pengembang misalnya, boleh ekspansi, bikin proyek besar, buka cabang, boleh tapi jangan gila-gilaan. Orang yang mau investasi di properti juga jangan berlebihan,” lanjutnya.
Selanjutnya, pemberian nama tempat usaha untuk unsur tanah seperti properti, menurut Jenie bisa dikombinasikan dengan nama yang berunsur api.
“Supaya cepat terkenal bisa juga menambahkan dengan unsur yang dihasilkan dari api dan tanah yaitu logam. Misalnya, unsur apinya ‘Surya’, unsur tanahnya nama gunung ‘Krakatau’ misalnya, kemudian ditambah dengan yang ada unsur logamnya,” imbuhnya.