Bisnis.com, JAKARTA - maskapai penerbangan berharap agar formula baru harga avtur dapat berpengaruh terhadap penurunan harga BBM jet kerosene tersebut.
Formula harga avtur itu diatur dalam Kepmen ESDM No. 17/2019 tentang Formula Harga Jual Eceran BBM Jenis Avtur. Beleid itu menjadi harapan bagi dunia penerbangan agar harga avtur bisa lebih rendah.
Bayu Sutanto, Ketua Bidang Penerbangan Berjadwal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) mengatakan bahwa selama ini harga avtur mengacu pada harga minyak mentah Indonesia (Indonesian crude price/ICP). Melalui beleid itu, harga avtur akan mengacu pada harga minyak di Singapura (mean of platts Singapore/MOPS).
“Harapan kami dengan patokan MOPS harga avtur bisa lebih turun dari yang semula pakai patokan ICP. Pihak yang akan terkena dampak adalah biaya operasi [maskapai penerbangan] bisa turun, tetapi tidak langsung menurunkan harga tiket.”
Bayu menuturkan, harga tiket pesawat terbang tidak seluruhnya dipengaruhi oleh harga avtur, tetapi faktor permintaan dan penawaran (jumlah penumpang).
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengatakan bahwa Kepmen ESDM yang mengatur tentang formula harga avtur cukup menguntungkan bagi banyak pihak. “Kemudian makin jelas apa penyebab harga tiket maskapai jadi tinggi,” jelas Komaidi.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, formula harga avtur hanya berlaku untuk Pertamina mengingat hanya BUMN migas itu yang menyediakan bahan bakar untuk pesawat.
Sebelumnya, Angkasa Pura (AP) I & AP II siap membuka ruang bagi badan usaha untuk bekerja sama dalam pendistribusian avtur.
“Kalau dari kami memang tidak menutup kemungkinan untuk kerja sama, kalau soal izin sesuai dengan izin dari regulator,” kata Yado Yarisman, Vice President of Corporate Communication PT AP II. (Dewi A. Zuhriyah)