Bisnis.com, JAKARTA- Perum Perikanan Indonesia menargetkan pendapatan usaha sebesar Rp1,398 triliun atau meningkat 39,8% dibandingkan torehan tahun lalu yang mencapai Rp1 triliun.
Sesuai arahan pemegang saham, fokus bisnis perusahaan pada tahun ini meliputi jasa pelabuhan perikanan, pengolahan produk perikanan, dan budidaya.
Adapun salah satu strategi yang akan dilancarkan yakni peningkatan penggunaan teknologi guna meningkatkan kualitas produk dan layanan, termasuk dalam pengelolaan barang milik negara (BMN) yang dikerjasamakelolakan dengan Perum Perikanan Indonesia.
“Kami bersungguh-sungguh mengupayakan Perum Perindo sebagai BUMN Perikanan dapat naik kelas menjadi perusahaan beromzet Rp 1 Triliun dan menjaga growth perusahaan seiring dengan iklim usaha perikanan yang sangat kondusif saat ini. Capaian tersebut tidak terlepas dari dukungan pemerintah khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian BUMN,” kata Direktur Utama Perum Perikanan Indonesia Risyanto Suanda, seperti dikutip dari keterangan resmi, Minggu (27/1/2019).
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2014-2018) perusahaan menorehkan rata-rata pertumbuhan pendapatan sebesar 24,48 %.Di sisi lain, capaian laba bersih perusahaan pada 2018 tercatat mencapai Rp27 miliar atau meningkat signifikan dari Rp7,98 miliar pada 2017.
Tahun ini, laba bersih perusahaan pun ditarget bisa mencapai Rp29,454 miliar atau meningkat sebesar 7% dari tahun lalu.
Sementara itu, nilai ekspor ditargetkan meningkat 110% US$ 6,8 juta pada tahun lalu menjadi sekitar US$ 22 juta atau sekitar Rp300 miliar pada tahun ini. Angka tersebut sama dengan 25% dari total pendapatan perusahaan.
Saat ini, produk perikanan dari Perum Perindo telah menembus sejumlah pasar ekspor seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, China, dan Vietnam.
Perusahaan saat ini juga menjalankan beberapa penugasan dari pemerintah sebagai agenda utamanya yakni operasionalisasi Pasar Ikan Modern Muara Baru, cold storage Muara Baru berkapasitas 1.000 ton, dan 6 unit Integrated Cold Storage/Cold Storage yang berlokasi di berbagai pelabuhan perikanan milik KKP.
Perum Perindo optimis untuk meningkatkan kapabilitas sebagai operator Sistem Logistik Ikan Nasional yang semakin mampu menyerap produksi ikan nelayan. Wilayah kerja Perum Perindo terdiri dari 27 titik meliputi penangkapan, perdagangan, pengolahan, pelabuhan perikanan dan budidaya tambak udang.
Fungsi pelayananan umum terus dilaksanakan di 6 pelabuhan perikanan antara lain di Belawan (Sumatera Utara), Muara Baru (Jakarta), Pekalongan (Jawa Tengah), Brondong (Jawa Timur), Prigi (Jawa Timur) dan Pemangkat (Kalimantan Barat).
Beberapa aset penting lain seperti lahan eks pelabuhan di Lampulo (DI Aceh) dan lahan mangrove di Tarakan (Kalimantan Barat). Fasilitas operasional bisnis selain pelabuhan perikanan antara lain docking atau perbaikan kapal di Belawan, 3 unit pabrik es di Belawan dan Brondong dengan total kapasitas produksi sebesar 200 ton, 5 unit cold storage dengan total kapasitas 3.200 ton, tambak udang di 7 lokasi dengan total area seluas 114,9 hektare (ha) dan Keramba Jaring Apung di Singaraja (Bali) sebanyak 429 holes untuk barramundi dan kerapu ,serta 1 unit pabrik pakan ikan dan udang di Sukamandi (Jawa Barat).
“Penguatan peran Perum Perindo kepada stakeholder khususnya petambak dan nelayan juga menjadi prioritas kami. 2019 kami akan meningkatkan kerjasama penyaluran dana PKBL [programkemitraan dan bina lingkungan] dengan BUMN lain untuk pengembangan kapasitas nelayan dan petambak,” jelas Risyanto.
Tahun lalu, perusahaan telah merealisasikan kerjasama penyaluran dana program kemitraan bersinergi dengan PT Pertamina kepada 500 petambak udang di Lampung. Adapula sinergi penyaluran dana program kemitraan dengan PT Taspen kepada 100 orang nelayan di Seram Bagian Barat. Tahun Ini, perusahaan mendapatkan komitmen penyaluran dana program kemitraan dengan PT Aneka Tambang dan 4 BUMN lainnya.