Bisnis.com, JAKARTA -- Dana bantuan kemanusiaan senilai US$5 juta atau setara Rp75 miliar yang disalurkan Li Ka Shing Foundation-CK Hutchison Holdings untuk korban gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, telah terpakai lebih dari 90%.
Laporan per Desember 2018 menyebutkan sekitar Rp63 miliar di antaranya digunakan untuk membangun hunian sementara (huntara) yang tersebar di tiga lokasi di Palu, yakni di Petobo, Pacuan Kuda, dan Universitas Tadulako.
Sebagian dana lainnya dipakai untuk pengadaan fasilitas kesehatan di rumah sakit di Palu dan fasilitas pengolahan air bersih berkapasitas 10 liter per detik di Kawatuna, Palu.
Adapun sisa dana bantuan kemanusiaan akan digunakan a.l. untuk pembentukan kerja sama dengan pemerintah daerah atau lembaga lain untuk penyusunan studi kelayakan dan detail engineering design untuk penyiapan rekonstruksi infrastuktur serta rekonstruksi fasilitas umum dan fasilitas sosial di daerah terdampak bencana.
"Kami mendapat laporan dari PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI sebagai pengelola dana bantuan Li Ka Shing-CK Hutchison bahwa penggunaan dananya sudah terserap dengan baik. Semoga fasilitas hunian sementara dan beberapa fasilitas kesehatan dapat membantu masyarakat Palu-Donggala untuk bangkit menjalani hidup yang lebih baik lagi," jelas Chief Executive Officer (CEO) Hutchison Port Indonesia (HPI) Rianti Ang dalam siaran pers, Rabu (23/1/2019).
Pengadaan huntara ditargetkan 48 unit yang 35 unit di antaranya saat ini hampir rampung. Sebagian besar huntara berada di site Petobo, yakni sebanyak 33 unit. Sisanya sebanyak 10 unit berada di Pacuan Kuda dan 5 unit di Universitas Tadulako.
Wilayah Petobo merupakan salah satu daerah terparah yany menjadi korban gempa dan tertimbun lumpur (likuifaksi). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sekitar 744 unit rumah di Petobo tertimbun lumpur akibat gempa bumi pada 28 September 2018.
Hutchison Holdings sejauh ini telah mengembangkan sejumlah usaha di Indonesia, a.l. bisnis pengelolaan terminal peti kemas melalui PT Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Terminal Petikemas Koja, bisnis telekomunikasi melalui Hutchison 3 Indonesia (Tri), dan Watsons CK, perusahaan ritel yang fokus pada produk kesehatan dan kecantikan.
CK Hutchison Holdings (CKHH) adalah perusahaan multinasional yang beroperasi di lebih dari 50 negara dengan karyawan melebihi 300.000 orang di seluruh dunia. Adapun Li Ka Shing Foundation (LKSF) yang didirikan pada 1980 telah menginvestasikan lebih dari 20 miliar dolar Hong Kong untuk inisiatif pendidikan, layanan kesehatan dan penelitian secara global.
Pendiri CK Hutchison Li Ka Shing pada 5 Oktober 2018 sudah menyumbang dana US$5 juta untuk korban Gempa di Palu dan Donggala.
Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman menyatakan pemerintah terus mencari cara untuk mengurangi kesenjangan kebutuhan pendanaan untuk pembangunan yang berorientasi sustainable development goals (SDGs), termasuk pembangunan daerah terdampak bencana.
Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah memberikan mandat kepada PT SMI mengelola SDG Indonesia One yang merupakan platform kerja sama pendanaan yang terintegrasi untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang beriorientasi terhadap pencapaian SDGs di Indonesia. Pendanaan yang terintegrasi ini berasal dari beragam sumber, a.l. privat, filantropis, lembaga donor, lembaga keuangan multilateral dan bilateral, perbankan, asuransi, dan investor.
Direktur Utama PT SMI Emma Sri Martini mengatakan SDG Indonesia One akan mentransformasikan kebutuhan menjadi kesempatan bagi banyak pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam berbagai proyek infrastruktur di Indonesia dengan mengkombinasikan berbagai instrumen yang tepat.