Bisnis.com, SRAGEN - Bus Damri trayek khusus Sragen-Bandara Adi Soemarmo Solo sudah sepekan dioperaskan. Namun, animo pengguna bus yang disediakan Perum Damri Solo tersebut masih rendah.
Bus Sragen-Bandara langsung dioperasikan setelah masa uji coba berakhir pada 5 Januari 2019 lalu. Selama sepekan dioperasikan, dalam sehari bus tersebut hanya melayani 2-3 rit dengan jumlah penumpang bervariasi antara 1-3 orang.
Kendati demikian Perum Damri masih optimistis bus bandara di Sragen akan maju. Bus milik Perum Damri masih parkir di kompleks Pasar Joko Tingkir, Nglangon, Sragen.
Bus dengan warna kombinasi biru dan putih itu memilih parkir di depan pintu masuk sisi barat. Di dekat pintu masuk itu ada pos eks TPR yang dimanfaatkan sebagai pos pelayanan Perum Damri.
Sementara halte permanen disiapkan Dinas Perhubungan (Dishub) Sragen di sisi utara. Jaraknya sekitar 50 meter antara halte itu dengan tempat bus Damri ngetem. Halte bus bandara itu terkesan tak berfungsi maksimal dalam pelayanan bus bandara.
Pegawai full timer Perum Damri di Terminal Pasar Joko Tingkir Sragen, Marimin, saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (13/1/2019) siang, menyampaikan uji coba bus bandara dilakukan selama 10 hari sejak 28 Desember 2018-5 Januari 2019.
Dia menilai selama uji coba animo masyarakat ramai tetapi tidak murni penumpang yang mau naik pesawat ke Bandara Adi Sumarmo Solo. Dia mengatakan para penumpang saat uji coba banyak yang sekadar bermain ke bandara untuk melihat pesawat atau keperluan lainnya.
“Selama uji coba tarifnya hanya Rp25.000/orang. Setelah operasional resmi bus bandara, yakni per Minggu [6/1/2019] lalu tarif sudah penuh senilai Rp40.000/orang. Animonya berkurang. Sehari paling hanya tiga kali trayek dari Sragen ke bandara dengan penumpang antara 1-3 orang. Ya, walaupun hanya satu orang tetap diberangkatkan karena mengejar pemberangkatan pesawat,” ujar Marimin.
Dia menjelaskan setelah uji coba penumpang bus bandara itu murni hanya penumpang yang memang mau naik pesawat. Pada Minggu itu, kata dia, hingga pukul 12.00 WIB baru memberangkatkan dua bus ke bandara dengan penumpang hanya satu orang per bus.
“Animo bus bandara yang minim itu juga dipengaruhi animo orang yang naik pesawat. Sepertinya penumpang pesawat juga berkurang. Selama Januari ini saja banyak pesawat yang batal terbang karena tidak ada penumpang. Dari 15 maskapai di Bandara Adi Sumarmo itu, ada tujuh pesawat yang batal terbang. Dari pukul 06.00 WIB-12.00 WIB ini saja sudah ada tiga pesawat yang jadwalnya batal,” terangnya.
Sementara itu, Kabid Angkutan Dishub Sragen Bintoro Setyadi mengatakan halte bus Damri di Nglangon itu memang belum difungsikan karena belum ada serah terima dari pihak rekanan kepada Dishub Sragen.
Dia mengatakan halte itu dibuat dengan menggunakan dana corporate social responsibility (CSR) BKK Karangmalang. “Kalau sudah serah terima nanti bisa dimanfaatkan. Memang agak tinggi atapnya karena menyesuaikan tinggi bus,” tuturnya.