Bisnis.com, JAKARTA — PT Wijaya Karya Tbk. memastikan bahwa tsunami Selat Sunda yang melanda Banten dan Lampung yang terjadi pada Sabtu, 22 Desember 2018 malam tidak berdampak pada proyek jalan tol Serang—Panimbang yang sedang dibangunnya.
Direktur Operasi I PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) Agung Budi Waskito mengatakan bahwa bencana alam yang terjadi tersebut terletak jauh dari lokasi pembangunan proyek.
“Jalan tol, sama sekali tidak terkena dampak tsunami karena yang sedang kami kerjakan dari arah Serang, berjarak 60 kilometer dari pantai,” ujarnya kepada Bisnis.com, pekan lalu.
Sebelumnya, dia mengatakan bahwa perseroan fokus melakukan percepatan konstruksi untuk seksi 1 (Serang—Rangkasbitung) sepanjang 26,50 km dan mempercepat pembebasan lahan seksi 3 (Bojong—Panimbang) sepanjang 24,40 km untuk mengejar target penyelesaian proyek pada akhir 2019.
Berdasarkan data pantauan Badan Pengatur Jalan Tol, progres pembebasan lahan seksi 1 sudah mencapai 95,06%, seksi 2 mencapai 93,72%, dan seksi 3 tercatat 47,41%.
Adapun, progres konstruksi pada seksi yang dikerjakan badan usaha jalan tol saat ini mencapai 10,10% di segmen 1 dan 0% di segmen 3.
Baca Juga
Konsesi proyek jalan tol Serang—Panimbang senilai Rp5,33 triliun tersebut dimiliki oleh PT Wijaya Karya Serang Panimbang.
WIKA menjadi pemegang saham terbesar pada pengusahaan tol ini dengan menguasai 80% saham, diikuti oleh PT Pembangunan Perumahan Tbk. 15%, dan PT Jababeka Infrastruktur 5%.
Pengerjaan proyek tersebut dilakukan dengan skema contractor pre-financing, yang dikerjakan oleh investor yang juga merupakan kontraktor, yakni WIKA dan PT PP Tbk.