Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tim PM Inggris Theresa May Tolak Referendum Kedua

Tim Perdana Menteri Theresa May menyangkal kabar bahwa mereka menyambut referendum kedua Brexit menuju pertemuan dengan parlemen.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, Jakarta – Tim Perdana Menteri Theresa May menyangkal kabar bahwa mereka menyambut referendum kedua Brexit menuju pertemuan dengan parlemen.

David Lidington, Wakil Pelaksana May dan Kepala Staff Gavin Barwell mengatakan bahwa mereka tidak menyetujui adanya pemungutan suara ulang setelah sejumlah surat kabar di Inggris melaporkan bahwa mereka akan membicarakan isu tersebut.

May sendiri juga telah meluncurkan selebaran lewat Mantan Perdana Menteri Inggirs Tony Blair agar mau memenangkan ‘suara rakyat’.

“Bagi Tony Blair, pergi ke Brussel untuk melemahkan negosiasi dengan mengadvokasi referendum kedua merupakan suatu bentuk penghinaan bagi kantor yang pernah dia pimpin dulu. Kita tidak bisa melepas tanggung jawab akan keputusan ini begitu saja, seperti yang akan Blair lakukan juga,” ujar May, dikutip dari Bloomberg, Senin (17/12).

Spekulasi semakin menguat pada referendum kedua terkati dengan pengajuan undur diri Inggris dair Uni Eropa sejak May membatalkan pemungutan suara pada kesepakatan pemisahan dirinya dengan Brussel karena hasilnya jelas akan kalah.

May kemudian selamat dari tawawan anggota parlemennya sendiri untuk menggeser kedudukannya sebagai ketua di Partai Konservatif. Dia kehabisan pilihan seiring berjalannya waktu menuju pengambilan kesepakatan dengan Uni Eropa.

Perseteruan Parlemen

May akan menghadapi House of Commons yang tengah berseteru dan panggilan selanjutnya untuk referendum lainnya pada Senin (17/12) setelah permintaannya untuk mendapat bantuan dari blok tersebut ditolak pada KTT di Brussel Jumat (14/12) lalu.

Gagasan pemungutan suara nasional di Inggris menambah daya tarik dengan kedua pihak berharap bahwa Inggris akan menghentikan rencananya untuk mundur sari Uni Eropa dan bagi mereka yang melihat pemungutan suara tersebut sebagai ancaman bagi pendukung Brexit yang berada di belakang rencana May.

Salah satu anggota cabinet mengatakan bahwa dirinya ingin mengadakan rapat resmi untuk meyakinkan bahwa Brexit tidak perlu dilakukan dan hal tersebut sangat mungkn terjadi.

Setelah muncul laporan dari Sunday Times terkait dengan referendu terbaru, Barwell mengatakan lewal akun twitternya bahwa dirinya tidak memiliki rencana untukmeluncurkan referendum kedua dengan lawan politiknya atau dengan siapapun.

“Hal itu akan menimbulkan perpecahan yang semakin parah pada rakyat di negara kami ketika kami seharusnya berupaya untuk membawa persatuan bangsa,” imbuh Barwell.

Menteri Perdagangan Inggris Liam Fox juga mengabaikan referendum kedua, tapi dirinya menuturkan bahwa para pembuat kebijakan harusnya bisa berperan lebih besar dalam mencari langkah-langkah alternatif untuk May jika kemudian tidak mendapat suara yang cukup banyak untuk bisa menang di parlemen.

Sejumlah kolega cabinet telah mendukung diadakannya ‘pemungutan suara indikatif’ untuk menambah dukungan. Mereka berdebat bahwa kesepakatan May akan lebih mudah diterima setelah ada kejelasan bahwa memang sduah tidak ada pilihan lain.

Fox menambahkan bahwa memang hal tersebut belum dibicarakan oleh seluruh anggota cabinet, tapi mereka tidak bermasalah jika memang harus mendikung gerakan itu.

“Bukan pemerintah yang memberi instruksi di referendum, yang mengatur adalah parlemen, mereka memberikan kami instruksi dan saat ini waktunya parlemen unutk mengambil alih,” lanjut Fox. Kalau dilihat dari pilihan yang ada, kami harus meyadari bahwa pilihan yang ada di unia nyata jelas sangat terbatas,” lanjut Fox.

Oposisinya, Partai Buruh, mengatakan akan memberikan tekanan lebih dalam pada kesepakatan May untuk tetap melakukan pengambilan suara di Parlemen sebelum Hari Natal dan masih mempertimbangkan waktu yang tepat untuk memasukkan mosi tidak percaya terhadap pemerintah untuk meningkatkan kesempatan memenagkan mayoritas suara dari House of Commons.

“Kami sudah melakukan penilaian sehari-hari bahwa kami kemungkinan bisa mendapatkan hasil yang memuaskan. Hal yang sesungguhnya kami inginkan adalah hasil  yang baik dibandingkan harus terus mengikuti drama di parlemen.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper