Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pegawai Jerman mengungkapkan bahwa kepergian Inggris dari Uni Eropa akan berpengaruh pada sejumlah bisnis di Jerman, namun tidak akan seserius yang diperkirakan.
Kepala Asosiasi Pegawai Jerman (BDA) Ingo Kramer mengatakan pada harian Augsburger Allgemeine, sebagaimana dilansir Reuters bahwa ia mengharapkan Jerman bisa mengatasi transisi karena Inggris hanyalah satu dari beberapa mitra dagang penting Jerman.
"Brexit tentu saja berdampak pada pembangunan ekonomi Jerman, terutama pada perusahaan individual, namun secara keseluruhan ekonomi tidak berdampak serius," sambungnya.
Kramer mengutip estimasi pertumbuhan Jerman yang diperkirakan naik 1,5% pada 2019, namun terdapat tanda-tanda yang memperlihatkan momentum ekonomi Jerman yang positif dalam beberapa tahun terakhir menyurut.
Hengkangnya Inggris dari Uni Eropa merupakan perubahan besar dalam kebijakan luar negeri dan perdagangan negara tersebut selama lebih dari 40 tahun terakhir. Keputusan yang muncul usai Inggris melaksanakan referendum pada 2016 itu mengakibatkan perpecahan di partai penguasa Inggris, Partai Konservatif dan juga secara nasional.
Perdana Menteri Inggris Theresa May minggu ini berhasil lolos dari upaya mosi tidak percaya dari sebagian anggota partai yang tak sepakat pada draf Brexit yang May sepakati dengan UE. Kendati demikian, May tidak berharap dapat mencapai terobosan cepat dalam perundingan Brexit yang memungkinkan percepatan pemisahan melalui parlemen.
Kramer menggarisbawahi pula pentingnya migrasi bagi perekonomian Jerman. Ia mengatakan Jerman bisa menghadapi perlambatan ekonomi seperti pada tahun 90-an jika menutup perbatasannya bagi migran.
Ia mengungkapkan nyaris 400 ribu dari 1 juta migran yang datang ke Jerman sejak 2015 sekarang memiliki tempat di program pelatihan dan pekerjaan. Para migran itu juga menyatu dengan penduduk Jerman.
"Merkel benar ketika ia menyatakan kita bisa mengatasi proses integrasi [antara migran dan penduduk asli]," kata Kramer.
"Saya tidak menyangka hal itu berlangsung dengan cepat. Namun para pekerja memperlihatkan hal tersebut. Apalagi bisnis berskala menengah seperti kami membutuhkan tenaga kerja," ungkapnya.