Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi dan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang positif dalam setahun terakhir tak urung membuat nilai kekayaan orang-orang terkaya Indonesia meningkat hingga US$129 miliar, setara dengan Rp1.875,14 triliun (kurs tengah Bank Indonesia Rp14.536).
Angka itu naik dari US$126 miliar setahun lalu. Hal ini tercantum dalam Forbes Indonesia Rich List yang dirilis pada Kamis (13/12/2018).
Selain nama-nama yang sudah familiar seperti kakak beradik Hartono dan Eka Tjipta Widjaja, ada beberapa nama yang mungkin tidak terlalu sering disebut. Misalnya, Danny Nugroho dan Benny Tjokrosaputro.
Danny adalah salah satu pemilik saham PT Capital Financial Indonesia Tbk. (CASA) dan memiliki kekayaan sebesar US$790 juta. Dia berada di posisi ke-39 dalam daftar tersebut, seperti dikutip Bisnis.
Sementara itu, Benny dikenal sebagai Direktur Utama PT Hanson International Tbk. (MYRX), sebuah perusahaan pengembang properti. Nilai kekayaannya naik setelah PT Sinergi Megah Internusa Tbk. (NUSA) resmi listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juli 2018, di mana dia menjadi komisaris utamanya.
Secara keseluruhan, ada 50 nama yang dikompilasi oleh Forbes dalam daftar ini. Nilai kekayaan mereka dihitung dari informasi kepemilikan saham dan finansial lainnya serta analis.
Nilai kekayaan yang terkait perusahaan terbuka menggunakan data per 30 November 2018. Adapun perusahaan tertutup divaluasi menggunakan perbandingan dengan perusahaan terbuka yang bergerak di sektor yang sama.
Lalu, siapa saja orang-orang terkaya di Indonesia? Berikut daftar 15 orang terkaya di Indonesia versi Forbes:
Peringkat | Nama | Nilai kekayaan | Sumber kekayaan |
1. | R. Budi dan Michael Hartono | US$35 miliar | Konglomerasi (perbankan, finansial, rokok, dan lain-lain) |
2. | Susilo Wonowidjojo | US$9,2 miliar | Tembakau |
3. | Eka Tjipta Widjaja | US$8,6 miliar | Kelapa sawit |
4. | Sri Prakash Lohia | US$7,5 miliar | Petrokimia |
5. | Anthoni Salim | US$5,3 miliar | Konglomerasi (ritel, consumer goods, dan lain-lain) |
6. | Dato’ Sri Tahir | US$4,5 miliar | Konglomerasi (perbankan, finansial, kesehatan) |
7. | Chairul Tanjung | US$3,5 miliar | Konglomerasi (perbankan, ritel, properti, dan lain-lain) |
8. | Boenjamin Setiawan | US$3,2 miliar | Farmasi |
9. | Jogi Hendra Atmadja | US$3,1 miliar | Consumer goods |
10. | Prajogo Pangestu | US$3 miliar | Petrokimia |
11. | Low Tuck Kwong | US$2,5 miliar | Batu bara |
12. | Mochtar Riady | US$2,3 miliar | Konglomerasi (perbankan, finansial, properti, ritel, dan lain-lain) |
13. | Putera Sampoerna | US$1,75 miliar | Investasi |
14. | Peter Sondakh | US$1,7 miliar | Investasi |
15. | Martua Sitorus | US$1,69 miliar | Kelapa sawit |
Sumber: Forbes