Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menunggu persetujuan pinjaman dari China untuk membiayai pembangunan jalan tol Serang—Panimbang, Banten yang pengerjaaannya dilakukan oleh Kementerian PUPR.
Pembangunan proyek sepanjang 33 kilometer ini diestimasi membutuhkan biaya Rp3,50 triliun.
Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Sugiyartanto mengatakan bahwa saat ini surat pengajuan pinjaman sudah dikirimkan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional untuk selanjutnya diteruskan ke China.
"Surat sudah kami teruskan ke Bappenas. Jadi, ini menunggu persetujuan loan-nya dulu," kata Sugiyartanto kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.
Sebetulnya, tutur dirjen, plafon pinjaman dari China sudah tersedia, tetapi pihaknya harus menyelesaikan tahapan progres yang dipersyaratkan untuk mengajukan pinjaman.
Plafon yang dimaksud tertuang dalam pledge pinjaman antara pemerintah Indonesia dan China untuk pembangunan sejumlah proyek jalan tol sejak 2015.
Baca Juga
Empat ruas tol yang diketahui memanfaatkan fasilitas tersebut yaitu sebagian pengerjaan jalan tol Cileunyi—Sumedang—Dawuan (Cisumdawu), Manado—Bitung, Ngawi—Kertosono, dan Balikpapan—Samarinda.
"Kalau dari kami menunjuk lender-nya China. Namun, ini harus diproses dulu di Bappenas," ujarnya.
Adapun, nantinya lelang pengerjaan konstruksi untuk proyek ini akan digelar secara internasional.
Pembangunan jalan tol Serang—Panimbang sepanjang 83,70 kilometer dibagi menjadi tiga seksi yakni seksi 1 (Serang—Rangkas Bitung) sepanjang 26,50 kilometer, seksi 2 (Rangkas Bitung—Bojong) sepanjang 33 kilometer, dan seksi 3 (Bojong—Panimbang) dengan panjang 24,40 kilometer.
Dalam proyek yang dibangun dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha tersebut, pemerintah memberi dukungan infrastruktur dengan membangun tol pada seksi 1 sepanjang 33 km, sedangkan 50,67 km sisanya dikerjakan oleh badan usaha jalan tol, yakni PT Wijaya Karya Serang Panimbang. Nilai investasi yang dikerjakan badan usaha mencapai Rp5,33 triliun.