Bisnis.com, JAKARTA - Pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) diprediksi dapat berdampak pada pertumbuhan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebesar 7,2% pada 2023 dan 9,3 % pada 2030. Hal ini berdasarkan kajian dari Tusk Advisory pada 2018.
Tidak hanya itu, Tusk Advisory menyatakan pembangunan infrastruktur akan menciptakan pemerataan ekonomi yang ditandai dengan turunnya koefisien gini hingga sebesar 3 poin serta akan menurunkan angka kemiskinan hingga sebesar 14,9 %.
Namun, semua proyeksi ini bisa dicapai jika semua PSN dapat terealisasi dengan asumsi seluruh proyek telah selesai dibangun dan beroperasi secara tepat waktu sesuai jadwal.
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Wahyu Utomo mengungkapkan satu hal yang perlu dicatat adalah dampak baik dari pembangunan ini memperlukan waktu yang tidak singkat.
"Namun, bukan berarti tidak ada manfaat yang bisa dirasakan dalam waktu singkat,” ujar Wahyu dalam siaran pers, talkshow 'Mendorong Pertumbuhan Ekonomi melalui Infrastruktur', Sabtu (27/10) di Manado, Sulawesi Utara.
Wahyu menerangkan salah satu manfaat yang sudah dapat dirasakan langsung adalah meningkatnya peringkat Indonesia pada beberapa indikator ekonomi.
Reformasi kebijakan untuk mendorong percepatan infrastruktur telah menaikan peringkat daya saing, performa logistik dan angka kemudahan berusaha.
Menurut laporan World Bank Group 2018, daya saing infrastruktur Indonesia berada pada peringkat ke-52 di tahun 2018, membaik dibanding tahun 2010-2013 yang berkisar di peringkat 70-an.
Kemudian indeks performa logistik (Logistik Performance Index/LPI) yang memperhitungkan aspek dukungan infrastruktur bagi logistik juga meningkat dari kisaran 2,7 di 2010 menjadi kisaran 3,1 di tahun 2018.
Wahyu yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pelaksana Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) mengatakan PSN juga telah membuka lebar lapangan pekerjaan.
"Untuk menyelesaikan seluruh PSN, estimasi total tenaga kerja yang dibutuhkan mencapai 394.000 pekerja," ungkap Wahyu.
Tenaga kerja yang paling banyak dibutuhkan oleh proyek PSN adalah lulusan pendidikan vokasi dan politeknik.
Itu baru tenaga kerja langsung yang dibutuhkan, belum termasuk penyerapan tenaga kerja tidak langsung yang menjadi multiplier effect proyek PSN.