Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Mengecewakan, Saham Amazon dan Alphabet Tertekan

Saham Amazon.com Inc. dan Alphabet Inc. melemah seiring dengan mengecewakannya laporan pertumbuhan pendapatan. 

Bisnis.com, JAKARTA - Saham Amazon.com Inc. dan Alphabet Inc. melemah seiring dengan mengecewakannya laporan pertumbuhan pendapatan. 

Saham Amazon melemah 7,8% pada Jumat (26/10), mengurangi kapitalisasi pasarnya sekitar US$66 miliar. Adapun pada sesi perdagangan hari itu, saham Amazon sempat melemah hingga 10%, atau pelemahan harian terbesarnya sejak 2016. Sementara itu, saham Alphabet turun 1,8% dan kapitalisasi pasarnya berkurang hampir US$16 miliar. 

Hal tersebut pun membebani pergerakan saham sektor teknologi di bursa AS. Indeks saham teknologi Nasdaq Komposit ditutup melemah 2,07% menjadi 7.167,21 pada penutupan perdagangan Jumat (26/10/2018).

“Mengingat kondisi pasar saat ini, laporan pendapatan harus sempurna atau saham yang mendapat hukumannya,” ujar Vic Anthony, analis di Aegis Capital Corp., seperti dikutip Bloomberg, Minggu (28/10/2018).

Amazon, sebagai peritel daring terbesar di dunia, pekan lalu melaporkan hasil penjualan yang lebih rendah dari perkiraan selama dua bulan berturut-turut. 

Pendapatan dari bisnis internasional Amazon yang berkontribusi atas 27,5% dari total penjualan keseluruhan telah berkurang menjadi 13,4% dibandingkan pada kuartal sebelumnya.

“Kami tidak melihat isu struktural nyata apapun dengan Amazon, tapi hampir dari semua lini bisnisnya melemah. Kami melihat pelemahan ritel lainnya pada kuartal IV/2018, sehingga [Amazon] akan kesulitan mengidentifikasi katalisnya,” kata Ross Sandler, analis Barclays, seperti dikutip Reuters.

Adapun, Amazon juga mengumumkan perkiraan laba dan pendapatan yang mengecewakan untuk kuartal IV/2018 atau pada periode liburan.

Perusahaan milik Jeff Bezos tersebut menyampaikan, perkiraan pendapatan perusahaan sebesar US$66,5 — US$72,5 miliar pada musim liburan tahun ini, atau di bawah rata-rata yang diperkirakan analis sebesar US$73,8 miliar. 

Sementara itu, pendapatan operasional diperkirakan menjadi US$2,1 miliar hingga US$3,6 miliar, sementara analis memberikan perkiraan sebesar US$3,9 miliar.

Bahkan, bisnis komputasi awan yang memberikan keuntungan besar bagi Amazon, yaitu Amazon Web Services, tetap tidak dapat tumbuh secepat kuartal sebelumnya.

Sementara itu, RJ Hottovy, analis di Morningstar Inc. menyampaikan bahwa investor kini menjadi khawatir dengan melemahnya outlook laba dan meningkatnya laju pengeluaran perusahaan.

Scott Mushkin, analis Wolfe Research, pun memaparkan dua alasan Amazon mengurangi prospek pendapatannya pada musim liburan.

“Mereka [Amazon] khawatir dengan kondisi makro. Yang kedua, mereka khawatir dengan kompetisi,” ujarnya, sambil mengacu kepada sinyal perlambatan ekonomi AS dan munculnya perusahaan yang mengembangkan strategi untuk menyaingi Amazon pada kuartal IV/2018.

Sebelumnya, Amazon berhasil memukul mundur pemain ritel seperti Borders, Sears, dan Toys “R” Us. Akan tetapi, kini Amazon diperkirakan bakal mendapat tantangan yang lebih besar dari perusahaan multinasional yang telah membuat investasi yang substansial untuk berkompetisi.

“Google, Microsotf, dan Walmart… adalah perusahaan yang sulit dibunuh,” kata Thomas Forte, analis D.A. Davidson&Co.

Sementara itu, penjualan Alphabet di kuartal III/2018 juga tidak mencapai ekspektasi analis. Adapun pertumbuhan pendapatan dari mesin pencari Google dan YouTube hanya tumbuh 22%, atau lebih lambat dari kuartal sebelumnya sebesar 25%.

Selanjutnya, penjualan Alphabet pada kuartal III/2018, dikurangi biaya kemitraan (partner fees) hanya berada di level US$27,2 miliar, di bawah perkiraan analis senilai US$27,3 miliar.

“Momentum pendapatan Google tetap kuat. Tapi, jika ditelusuri lebih lanjut, ada tekanan biaya yang terbangun, yang bertanggung jawab untuk periode mengecewakan ini,” kata Haris Anwar, Analis Senior di investing.com.

Adapun perlambatan yang didertia perusahaan juga disebabkan oleh tingkat nilai tukar yang tidak menguntungkan. Analis menilai, berkurangnya harga iklan hingga masalah antitrust di Eropa juga turut memainkan peran dalam menekan pendapatan induk perusahaan Google tersebut.

Namun demikian, tidak ada pemangkasan peringkat (rating) dari analis Wall Street terhadap Amazon dan Alphabet, yang selama ini mendukung prospek jangka panjang perusahaan. Adapun beberapa analis menyampaikan bahwa terdapat sinyal nantinya dua perusahaan tersebut akan menghadapi kompetisi yang lebih berat dari kompetitor di sektornya.

“Secara keseluruhan, trayektori pertumbuhan Amazon tetap solid, yang terdiri dari bisnis periklanan, grosir, farmasi, dan ritel khusus. begitu pula bisnis Amazon (yang memiliki penualan sebesar US$10 miliar di 8 negara) dan Amazon Web Service,” kata analis Telsey Advisory Group.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper