Bisnis.com, JAKARTA—Sekelompok pemimpin perdagangan global berkumpul di Ottawa, Kanada, untuk mulai membuat agenda reformasi Organisasi Dagang Internasional (WTO).
Pertemuan yang dimulai pada Kamis (25/10), bertujuan untuk mengidentifikasi cara memodernisasi WTO dengan langkah-langkah yang disetujui oleh 164 anggota WTO.
Selain itu, diskusi juga akan fokus untuk meningkatkan tiga area utama pekerjaan WTO, yaitu negosiasi, penyelesaian sengketa, dan implementasi kesepakatan WTO.
Namun, upaya tersebut masih belum dapat diperkirakan hasilnya karena Amerika Serikat dan China, sebagai pihak yang bersengketa dalam perang dagang, tidak diajak untuk berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.
“Kami mengadakan sidang yang sangat penting dari 12 negara yang mewakili seluruh benua—yang semuanya percaya dengan sistem perdagangan internasional berbasis aturan. Kami memulainya dengan negara-negara yang mengetahui bahwa sistem ini lebih baik daripada tidak ada sama sekali, tapi kami ingin meningkatkannya. Jadi kami memulai langkah untuk pembicaraan yang lebih luas,” kata Menteri Perdagangan Kanada Jim Carr, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (25/10).
Pertemuan tersebut diadakan dalam saat-saat genting bagi WTO, yang telah berupaya menahan eskalasi perang dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia.
Dalam beberapa bulan terakhir, WTO telah mendapatkan berbagai keluhan dari UE, China, AS, terkait tarif logam yang dikenakan AS, retaliasi UE, dan praktik pelanggaran hak kekayaan intelektual di China.
Kendati AS dan China tidak diundang, pertarungan ekonomi Washington dan Beijing telah menjadi topik utama dalam pembicaraan mengenai reformasi badan dagang internasional tersebut.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump juga telah mengancam untuk menarik AS dari WTO dan berulang kali menuduh organisasi internasional itu memiliki bias terhadap kepentingan AS.
Presiden Trump pun menggunakan hak veto yang dimiliki AS untuk menahan penunjukan ulang juri di Badan Banding WTO, yang memperlambat kerja badan tersebut untuk menyelesaikan perselisihan dagang dari perusahaan-perusahaan besar di dunia dan bahkan dapat melumpuhkan fungsi badan banding.
Untuk itu, yang akan menjadi agenda utama dalam pertemuan tersebut adalah tentang Badan Banding WTO dan mencari cara untuk menyelamatkannya sebelum benar-benar lumpuh akibat tindakan Pemerintahan Trump.
Para menteri perdagangan yang berkumpul di Ottawa berencana untuk mengukur perhatian AS dan mempertimbangkan apakah anggota WTO dapat memberikan penawaran yang baik bagi Badan Banding untuk menangani isu perdagangan global.
Adapun, Direktur Jenderal WTO Roberto Azedevo akan menjadi salah satu pejabat level tinggi yang hadir di Ottawa, bersama dengan Komisioner Perdagangan UE Cecilia Malmstrom dan Menko Meksiko Ildefonso Guajardo.
“Tanpa aksi untuk mengurangi tensi dan komitmen ulang untuk kerjasama perdagangan, kita akan melihat kerusakan serius dalam sistem perdagangan multilateral,” kata Azedevo dalam pidatonya pekan lalu.
Peserta pertemuan juga akan membentuk komunike bersama yang akan dibawa ke pertemuan negara kelompok 20 (G20) bulan depan di Buenos Aires, Argentina.