Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebutuhan Rumah di Kalbar Capai 11.000 Unit

Angka kebutuhan rumah atau backlog di Provinsi Kalimantan Barat pada 2018 diprediksi mencapai sekitar 11.000 unit.
Ilustrasi/JIBI-Nurul Hidayat
Ilustrasi/JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Angka kebutuhan rumah atau backlog di Provinsi Kalimantan Barat pada 2018  diprediksi mencapai sekitar 11.000 unit.

Ketua DPD Realestat Indonesia (REI) Provinsi Kalimantan Barat, M. Isnaini mengatakan  pada 2018 sampai 2019, asosiasi berupaya merealisasikan pembangunan rumah lebih dari 16.000 unit.

"Pada November 2017, anggota REI Kalbar merencanakan dan sudah membebasan lahan yang kini dalam proses perizinan. Target pembangunan 2018 dan 2019 sejumlah 15.484 unit rumah subsidi dan 691 non subsidi,"  tutur Isnaini kepada Bisnis, Jumat (17/8/2018).

Saat ini realisasi pembangunan perumahan di Kalbar  baru mencapai 872 unit untuk rumah subsidi dan 69 unit rumah non subsidi. Sementara untuk rencana pembangunan pada 2019, REI Kalbar akan membangun rumah subsidi 5.662 unit dan 69 unit rumah non subsidi.

Secara makro, daya beli masyarakat masih belum meningkat secara signifikan, karena Kalbar tergantung dari harga komoditas sawit dan karet," ungkap Isnaini.

Isnaini menyebut, Provinsi Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Malaysia  memiliki karakteristik dan tantangan berbeda untuk pengembangan properti.

Isnaini menyebut, di Kalimantan Barat  sulit membangun perumahan karena masyarakat umumnya sudah memiliki lahan dan membangun rumah sendiri.

“Di perbatasan itu tidak ada pasarnya. Sebab penduduk asli pun sudah punya tanah sendiri dan membangun rumah sendiri,” jelas Isnaini.

Dia menyatakan, umumnya pekerja yang berada di daerah perbatasan adalah pekerja perkebunan sawit. Sayangnya, mereka cenderung memilih rumah di kota ketimbang membangun rumah di daerah perbatasan. Alasannya, memiliki rumah di kota lebih terjamin untuk fasilitas, salah satunya untuk akses pendidikan bagi anak-anak mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper