Bisnis.com, SEMARANG - Wakil Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia Bidang Pengembangan Industri Akuakultur Hasanuddin Atjo, menciptakan inovasi teknologi di bidang budidaya perikanan, berupa rekayasa konstruksi pengelolaan tambak udang supra intensif untuk skala rakyat.
Hasanuddin Atjo mengatakan, metode budidaya supra intensif dimaksudkan supaya pengusaha modal kecil atau skala rakyat tetap bisa produktif menghasilkan udang yang siap jual.
"Filosofi budidaya udang skala rakyat ini sama, baik pengusaha modal kecil maupun pengusaha modal besar, yang beda kontruksi saja. Yang satu kecil dari plastik dan satu pakai beton. Itu intinya fungsi sama, sehingga tak terjadi ketimpangan, rakyat bisa akses, pengusaha juga bisa akses, sehingga stabilitas rasio gini bisa diperbaiki," kata Atjo di Semarang Kamis (26/7/2018).
Dijelaskan, metode supra intensif skala rakyat 1 unitnya terdiri atas 6 kolam, yakni 1 kolam ipal, 1 tandon, dan 4 kolam budidaya udang. Dari 1 unit ini bisa menghasilkan 1 ton udang dalam satu masa tanam.
Dia melanjutkan, metode supra intensif ini juga cocok bagi generasi milenial yang ingin bertani udang, karena menggunakan sistem digital yang sesuai zamannya.
"Generasi milenial ini kan tak tertarik cara konfensional, tertariknya yang modern pakai cara digital. Dan budidaya ini modelnya juga pakai aplikasi," ujarnya.
Baca Juga
Namun, dia mengungkapkan jika keputusan penggunaan metode supra Intensif ini kembali ke masing-masing orang, apakah dia bisa memanage teknologi ini atau tidak.
"Teknologi ini tidak semua SDM bisa. Tingkat kesulitannya lebih tinggi, sudah semua terukur bahkan bisa pakai aplikasi," jelasnya.
Dia menambahkan, saat ini didearahnya Provinsi Sulawesi Tengah telah dianggarkan pembangunan senilai Rp2 miliar agar bisa jadi tempat percontohan budidaya udang.