Bisnis.com, JAKARTA — Pemanfaatan batu bara kalor rendah menjadi fenomena baru di Indonesia sejalan dengan program kelistrikan 35.000 MW yang sedang digenjot oleh pemerintah dengan keterlibataan kalangan swasta.
Direktur Utama PT Pembangkitan Jawa Bali Iwan Agung Fisrtantara mengatakan bahwa hampir semua pembangkit dalam program kelistrikan tersebut memanfaatkan batu bara kalori rendah.
Dia menyebut PJB turut ambil bagian dengan mengoperasikan pembangkit berbahan bakar batu bara kalori rendah di berbagai daerah di Indonesia, dengan total kapasitas 5.439 MW. Pembangkit itu terdiri dari berbagai kapasitas mulai dari pembangkit skala kecil berkapasitas 7 MW per unit hingga pembangkit skala besar dengan kapasitas 1.000 MW per unit.
“Banyak tantangan dalam mengoperasikan pembangkit berbahan bakar batu bara kalori rendah,” ujarnya melalui keterangan resmi, Kamis (26/7/2018).
Hal itu disampaikan Iwan disela-sela 7th Asian Users Group Conference & Exhibition 2018 yang berlangsung 25—27 Juli 2018.
Forum itu dinilainya cukup penting untuk berbagi pengalaman serta sharing pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kinerja pembangkit berbahan bakar batu bara kalori rendah.
Direktur Pengadaan Strategis PT PLN (Persero) Supangkat Iwan Santoso, mengapresiasi atas terlaksananya kegiatan tersebut yang dinilai memberikan kontribusi positif bagi pengelolaan pembangkit di Indonesia, dan sangat membantu PLN dalam menyukseskan Program 35.000 MW yang diamanahkan pemerintah kepada PLN.
“Sebagian besar pembangkit dalam Program 35.000 MW adalah pembangkit yang menggunakan bahan bakar batu bara kalori rendah. Forum ini bisa menjadi ajang bertukar pengalaman, bertukar informasi, serta bertukar pengetahuan dan teknologi, sehingga memberikan manfaat bagi kita semua, khususnya bagi PLN Group,” kata Supangkat Iwan Santoso.
Pada hari ketiga, 27 Juli 2018, para peserta seminar akan mengunjungi PLTU Paiton 9, pembangkit milik PT PLN (Persero) yang dikelola PT PJB.
PT PJB dalam mengelola PLTU Paiton 9 menerapkan standart NFPA 850 yang di-release oleh National Fire Protection Association. Standar ini berisikan panduan praktis yang direkomendasikan dalam pengelolaan aspek keselamatan kebakaran pada pembangkit dan gardu induk tegangan tinggi.
Hal ini sangat penting mengingat batu bara kalori rendah menimbulkan risiko kebakaran yang tinggi diakibatkan tipikal dari batubara yang cenderung membentuk debu batubara mudah terbakar (combustible dust).