Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kontrak 4 Blok Migas Diperpanjang

Pemerintah memberikan perpanjangan kontrak empat blok migas kepada kontraktor eksis.
/tambang.co
/tambang.co

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah memberikan perpanjangan kontrak empat blok migas kepada kontraktor eksis.

Penandatanganan kontrak baru dengan skema bagi hasil kotor (gross split) itu diteken pada hari ini, Rabu (11/7/2018).

Keempat kontraktor migas di blok-blok tersebut memberikan komitmen pasti, investasi yang bakal dikucurkan dalam 5 tahun pertama, senilai US$148,4 juta.

Djoko Siswanto, Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan keempat kontrak itu terdiri atas tiga kontrak wilayah kerja (WK) terminasi 2020 dan sau kontrak WK terminasi 2019.

“Total bonus tanda tangan dari empat kontrak itu sebesar US$5,5 juta atau setara Rp73,7 miliar. Nilai investasi 5 tahun pertama kontrak ini US$148,4 juta atau Rp1,9 triliun,” ujarnya saat penandatanganan kontrak di kantor ESDM, Rabu (11/7/2018).

Pertama, WK Salawati yang dioperatori Petrogas (Island) Ltd. dan PT Pertamina Hulu Energi Salawati. Kontrak yang ada saat ini berakhir pada 22 April 2020.

Kedua, WK Kepala Burung dengan Kontraktor Petrogas (Basin) Ltd. (sekaligus sebagai operator) dan PT Pertamina Hulu Energi Salawati Basin. Kontrak blok tersebut akan berakhir pada 14 Oktober 2020.

Ketiga, WK Malacca Strait dengan Kontraktor EMP Malacca Strait S.A (sekaligus sebagai operator) dan PT Imbang Tata Alam. Kontrak WK tersebut akan berakhir pada 4 Agustus 2020.

Blok Bula yang kontraknya akan berakhir pada 31 Oktober 2019 juga diperpanjang. Operator blok tersebut adalah Kalrez Petroleum (Seram) Ltd.

Sekjen Kementerian ESDM Ego Syahrial meminta dengan percepatan tanda tangan kontrak ini diharapkan agar kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) bisa segera melakukan alih kelola. Dengan demikian, perpanjangan kontrak berimbas positif pada produksi. “Agar produksi bisa dipertahankan atau bisa ditingkatkan,” katanya.

Dengan komitmen pasti 5 tahun, pihaknya berharap agar kegiatan eksplorasi bisa ditingkatkan untuk menemukan cadangan baru. Pada saat yang bersamaan, ada efek positif pada penerimaan negara maupun keuntungan perusahaan.

Menurutnya, beralihnya skema cost recovery menjadi gross split akan membuat KKKS lebih efisien. Ego pun meminta agar KKKS merawat aset dan peralatan yang ada di lapangan. Semua langkah diharapkan mampu mengatasi persoalan defisit neraca migas yang semakin besar.

“Bisa mengubah produksi kita dari 800 [barel per hari] menuju 1 juta [barel per hari]. Bukan tidak mungkin, tetapi kalau kita bahu-membahu, pasti bisa,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper