Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyelesaian Bendungan Paselloreng Lebih Cepat dari Jadwal

Di Sulsel, masih terdapat hamparan lahan persawahan di atas 3.000 hektare yang sudah sulit ditemui di daerah lain. Produktivitasnya kita tingkatkan dengan ketersediaan air yang berkelanjutan dari bendungan, jelas Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono (kiri) berbicara dengan Presiden Joko Widodo (tengah) saat meninjau proyek Bendungan Paselloreng di Sulawesi Selatan. (antara)
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono (kiri) berbicara dengan Presiden Joko Widodo (tengah) saat meninjau proyek Bendungan Paselloreng di Sulawesi Selatan. (antara)

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan penyelesaian Bendungan Paselloreng di Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Februari 2019, empat bulan lebih cepat dari jadwal awal. Sebanyak tiga proyek bendungan lain juga tengah dibangun untuk menyokong irigasi lahan pertanian di Sulsel.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan progres konstruksi Bendungan Paselloreng sudah mencapai 73,3%. Bendungan ini mampu menampung 138 juta m3 dan bisa mengajari 7.000 hektare sawah.

"Di Sulsel, masih terdapat hamparan lahan persawahan di atas 3.000 hektare yang sudah sulit ditemui di daerah lain. Produktivitasnya kita tingkatkan dengan ketersediaan air yang berkelanjutan dari bendungan,” jelas Basuki dalam siaran pers, Selasa (3/7/2018).

Selain untuk irigasi, Bendungan Paselloreng juta berfungsi untuk konservasi sumber daya air, pengendalian banjir, perikanan air tawar, pengembangan Pariwisata, dan potensi listrik berdaya 0,8 MW. 

Konstruksi Bendungan Paselloreng dikerjakan oleh PT. Wijaya Karya – PT. Bumi Karsa dengan biaya Rp 736 miliar. Sementara sebagai konsultan supervisi adalah PT. Mettana, PT. Timor Konsultan, PT. Raya Konsultan KSO dengan nilai kontrak supervisi sebesar Rp 37,5 miliar. 

Konstruksi Bendungan Paselloreng sudah dimulai pada Juni 2015 dan ditargetkan selesai lebih cepat empat bulan dari jadwal kontrak yakni Juli 2019. Total kebutuhan lahan untuk proyek ini mencapai 1.849,88 hektare dan lahan yang sudah dibebaskan mencapao 681,98 hektare. Proses pembebasan lahan masih terus berlangsung yang mana pembayaran dilakukan bertahap untuk area genangan.

Selain Bendungan Paselloreng, Kementerian PUPR juga sedang membangun, yakni Bendungan Karalloe di Kabupaten Gowa dan Bendungan Pamukkulu di Kabupaten Takalar. Basuki mengatakan daya tampung air akan bertambah 256 juta m3 dengan tambahan dua bendungan ini.

Bendungan Karalloe mulai dibangun Desember 2013 dengan progres mencapai 54% dan ditargetkan rampung pada 2019. Adapun, Bendungan Pamukkulu mulai dibangun bulan November 2017 dan konstruksinya baru mencapai 2,8%

Basuki mengatakan, pihaknya mendukung penuh sektor pertanian di Sulsel dengan membangun bendungan. Lahan pertanian potensial di Sulsel diperkirakan mencapai 300.000 ribu hektar sehingga perlu dioptimalkan

Secara keseluruhan, hanya 11% lahan irigasi di Indonesia seluas 7,3 juta hektare yang mendapat pasokan air dari bendungan. Sebagian besar lahan irigasi mengandalkan air hujan atau sawah tadah hujan. Rasio tersebut bisa meningkat menjadi 20% sejalan dengan pembangunan 65 bendungan hingga 2019 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rivki Maulana
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper