Bisnis.com, JAKARTA – Tingginya harga tanah di Jabodetabek mendorong sejumlah pebisnis melakukan ekspansi bank tanah di luar Jabodetabek.
Corporate Secretary PT Summarecon Agung Tbk. Jimmy Kusnadi mengatakan saat ini perusahaan sedang fokus mengembangkan lahan baru di luar Jawa, tepatnya di Makassar. Dia menyebut, proyek di Makassar tersebut akan dilaunching pada kuartal ketiga tahun ini. Adapun saat ini adalah tahap mempersiapkan infrastruktur, pembuatan jalan beserta rumah.
“Land bank kami sekitar 2.200 hektare tersebar di 8 lokasi. Salah satunya di luar Jawa yaitu di Makassar,” papar Jimmy beberapa waktu lalu dikutip Bisnis, Rabu (27/6/2018).
Perusahaan dengan kode saham SMRA itu memberi nama proyek tersebut Summarecon Mutiara Makassar yang akan menjual rumah dengan harga berkisar Rp1 miliar.
Seperti Summarecon Agung, Direktur Keuangan, Investment Properties dan Business Sevices JRPT Djuniardi Christanto mengatakan perusahaan menghindari lahan di Serpong dan sekitarnya. Menurut Djuniardi, harga tanah di daerah tersebut sedang melesat tinggi. Perseroan akan membidik daerah lain yang relatif cukup murah.
Dia beralasan, dengan membeli lahan yang murah, perusahaan juga akan lebih mudah untuk melakukan pengembangan dan menjual rumah rumah. Perseroan mengamati, saat ini tren rumah murah sedang tinggi peminatnya. Djuniardi berpendapat, kondisi properti saat ini cukup baik dengan daya beli masyarakat yang relatif aman.
Baca Juga
“Kita bisnis properti beli tanah. Belanja tanah kita tak disclouse, di belanja modal, guidance kita adalah lumayan signiifkan porsi,” katanya.
Selain mengembangkan proyek hunian tapak di luar Jawa, sejumlah pengembang masih optimistis bahwa Jabodetabek adalah lahan yang potensial untuk properti sektor hunian vertikal. Melalui siaran pers yang diterima Bisnis, Direktur Utama Cimanggis City Apartment Depok, Agus Susilo mengatakan penjualan apartemen tahun ini berjalan positif. Buktinya, sampai Mei 2018, perusahaan berhasil menjual 51 unit.
Adapun kesuksesan ini, kata Agus, ditopang oleh kemudahan pembiayaan seperti cicilan uang muka, gimmick marketing yang disesuaikan dengan event yang sedang berlangsung, seperti Ramadan, tampaknya cukup ampuh untuk menarik minat konsumen.
"Di bulan Ramadan malah meningkat jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya di periode yang sama. Kebanyakan pembeli apartemen adalah pekerja di sekitar Depok. Ada yang untuk ditinggali, ada yang untuk investasi. Sebanyak 30-40% pembelinya berasal dari kalangan milenial, di bawah 35 tahun, beberapa masih lajang." ujar Agus.