Bisnis.com, JAKARTA – Realestat Indonesia atau REI mengatakan para pengembang tahun ini menyiapkan belanja modal sekitar Rp100 miliar sampai Rp500 miliar.
Ketua DPD REI DKI Jakarta, Amran Nukman mengatakan tahun ini sebanyak 33% pengembang anggota asosiasi akan menggelontorkan belanja modal atau capital expenditure (capex) diperkirakan sekitar Rp100 miliar sampai Rp500 miliar.
“Kondisi properti saat ini memang sedang menghadapi tekanan akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Namun demikian, pengembang dan pasar properti harus tetap optimistis bahwa kondisi 2018 akan semakin membaik,” jelas Amran di Kuningan, Rabu (23/5/2018).
Sebagai informasi, DPD REI DKI Jakarta merilis presentasi hasil survei kondisi properti saat ini yang menyampaikan bahwa 55% Pengembang Anggota REI DKI Jakarta menyatakan bahwa kondisi properti 2018 akan tetap sama dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan 34 % lainnya optimistis kondisi properti 2018 lebih baik.
“Mayoritas tetap merencanakan mengembangkan perumahan sederhana, menengah atas dan apartemen, dengan prioritas kebutuhan infrastruktur berupa air bersih dan jalan,” ujarnya.
Selain itu, hasil riset juga menyatakan bahwa industri realestat masih sangat terdampak oleh kebijakan pemerintah, yakni perpajakan, perizinan, suku bunga kredit. Khusus di DKI Jakarta saja, perizinan masih menjadi tantangan tersendiri.
Baca Juga
Pasalnya,birokrasi adalah faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi proses perijinan. Sebanyak 69% responden menyatakan lebih mudah memperoleh perijinan di luar DKI Jakarta dibandingkan dengan di DKI Jakarta.
Chandra Rambey, Wakil Ketua Bidang Riset & Luar Negeri DPD REI DKI Jakarta menyatakan bahwa REI telah melakukan survei secara kualitatif dan kuantitatif dengan metode pengumpulan data primer berupa survei melalui penyebaran kuesioner atau wawancara.
Tujuannya, untuk memetakan minat reponden, sehingga bisa memprediksi kecenderungan responden dalam memutuskan ssuatu tindakan. Ada pun responden adalah para pengembang anggota REI DKI Jakarta, dengan kurun waktu survey selama 2 bulan dari Februari 2018 – April 2018.
“Survei ini untuk mengetahui siapa reponden, apa yang difikirkan dan dirasakan, atau kecenderungan suatu tindakan,” ungkap Chandra.