Bisnis.com, JAKARTA -- PT GDTC Majestic Agro Industri akan membudidayakan 2.500 ekor sapi di Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di Kabupaten Timor Tengah Utara, pada areal perkebunan tebu terintegrasinya.
Chairman of the Board of Directors GDTC HEH Sharif Ahmad Bin Jaber Al Natour mengatakan pihaknya juga akan mengintegrasikan fasilitas tersebut peternakan sapi potong di areal yang sama. Menurutnya, GDTC akan membudidayakan 2.500 ekor sapi pada tahun pertama di mana sebagian indukannya didapatkan dari impor.
“Untuk peternakan, indukan sebagian akan diimpor dan GDTC membudidayakan sapi sebanyak 2.500 ekor pada tahun pertama dan akan ditingkatkan terus,” papar Al Natour.
Dia menambahkan pemotongan sapi perdana akan dimulai setelah semua infrastruktur selesai. Selain itu, peternakan sapi juga akan terintregasi dengan industri pengolahan.
GDTC akan menjalankan perkebunan tebu dan peternakan sapi secara paralel. Perkebunan tebu GDTC Majestic Agro Industri mulai beroperasi mulai tahun ini dan menyerap 2.500 pekerja di seputar area tersebut.
Adapun pembagiannya adalah 500 orang pekerja pabrik dan 2.000 orang sebagai petani plasma. Pabrik GDTC akan berdiri di lahan seluas 99 hektare (ha) dan perkebunan tebu serta peternakan 20.000 ha.
“Akan ada 2.000 pekerja yang terlibat dalam proyek ini dan penanaman tebu akan dimulai pada tahun ini. Kami menargetkan luas lahan plasma perkebunan tebu sebesar 75.000 ha,” sebut Al Natour.
GDTC Majestic Agro Industri pun akan mengembangkan agar dua unit pabrik gula yang dapat menghasilkan listrik sebesar 35MW per hari dari hasil pengompresan uap panas hasil pembakaran bagasse (Co-Generation of Electricity). Selain itu, hasil listrik sebesar 25MW berencana dijual kepada PLN atau masyarakat sekitar.
Pabrik tersebut juga akan menghasilkan 60.000 liter ethanol per hari dari hasil penyulingan tebu agar bisa dicampur dengan bensin sebagai biofuel. Terakhir, sisa-sisa hasil batang tebu akan diolah menjadi pupuk alami.