Bisnis.com, MAKASSAR - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV menjalin kerja sama dengan tiga BUMN guna memaksimalkan upaya pemangkasan biaya logistik di wilayah Indonesia timur.
Corporate Secretary Pelindo IV Iwan Sjarifuddin mengatakan jalinan kerja sama tersebut terkait dengan pengiriman komoditas agar menekan diparitas harga di wilayah operasional perseroan.
Tiga BUMN itu meliputi PT Semen Tonasa, PT Pelni, serta Perum Bulog di mana pelabuhan kelolaan Pelindo IV menjadi pendukung konektivitas maupun pengiriman komoditas.
Secara sepesifik, skema kerja sama itu memiliki simpul dari Pelabuhan Makassar yang merupakan hub utama di wilayah timur, untuk kemudian terkoneksi dengan pelabuhan lain di Papua maupun Maluku.
"Kerja sama [dengan tiga BUMN] tengah berjalan, tetapi untuk saat ini prioritas itu ke Papua. Karena dispartitas harga antara Papua dengan daerah lain terutama Makassar, itu sangat besar," tuturnya kepada Bisnis pada Minggu (4/3/2018).
Dia menjelaskan Pelindo IV memfasilitasi akses pengiriman melalui pelabuhan kelolaan kemudian PT Pelni menyiapkan armada kapal untuk mengangkut komoditas pokok dari Bulog maupun semen dari PT Semen Tonasa.
Skema itu diklaim bisa lebih menekan biaya logistik serta lebih efesien sehingga harga yang diterima masyarakat di Papua bisa lebih murah dari biasanya.
Kendati demikian, dia belum memerinci kuantitas komoditas yang telah terkirim lantaran penghitungan dilakukan secara konsolidasian.
Secara umum, papar Iwan, kerjasama dengan Pelni, Tonasa serta Bulog itu merupakan bagian dari Sinergi BUMN dalam memberikan manfaat secara luas bagi masyarakat terutama di wilayah timur.
Di samping itu, penguatan kapasitas pelabuhan kelolaan juga terus dilakukan perseroan seperti penambahan alat bongkar muat hingga perluasan sejumlah pelabuhan.
Khusus di Papua, beberapa pelabuhan kelolaan tengah ditingkatkan dari berbagai aspek guna mengoptimalkan layanan kepelabuhan bagi pengguna jasa.
Salah satunya di Pelabuhan Merauke yang telah diperkuat dengan dua unit alat fix crane dan telah direalisasikan oleh Pelindo IV.
Sesuai dengan perencanaan, alat bongkar muat tersebut mulai dioperasikan pada pekan kedua bulan ini.
Direktur Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan Pelindo IV Farid Padang sebelumnya mengatakan dengan penmbahan dua unit fix crane, diharapkan sirkulasi barang yang keluar dan masuk melalui Pelabuhan Merauke menjadi lebih cepat.
“Selama ini, Pelabuhan Merauke hanya mengandalkan crane kapal untuk melakukan bongkar muat barang. Selanjutnya, produktivitas bongkar muat diharapkan menjadi lebih tinggi dan otomatis waktu tunggu kapal juga menjadi lebih cepat,” kata Farid.
Dia menuturkan selama ini antrean kapal di Pelabuhan Merauke mencapai 3 – 4 hari.
Di sisi lain, lanjut Farid, status Pelabuhan Merauke juga telah memungkinkan dideklarasikan sebagai terminal peti kemas seiring dengan adanya dua unit alat fix crane tersebut.