Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung, Menhub: Maret Ini Sudah Bisa Ada Pembangunan

Maret ini sudah bisa ada pembangunan, kemarin bu Menteri [BUMN] katakan Maret ini ada pembangunan.
Menhub Budi Karya Sumadi memberi keterangan pers tentang revisi Peraturan Menteri (PM) Perhubungan Nomor 26 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak dalam Trayek di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis (19/10)./ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
Menhub Budi Karya Sumadi memberi keterangan pers tentang revisi Peraturan Menteri (PM) Perhubungan Nomor 26 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak dalam Trayek di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis (19/10)./ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA— Pembangunan proyek kereta  cepat Jakarta - Bandung sudah bisa dimulai pada bulan ini.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan menteri BUMN Rini Soemarno sudah mengatakan bahwa pembangunan proyek itu bisa dimulai Maret ini.

“[Untuk lahan]  saya belum tahu, belum dapat laporan, kan yang [melakukan] studi Kementerian BUMN, cuma Maret ini sudah bisa ada pembangunan, kemarin bu Menteri [BUMN] katakan Maret ini ada pembangunan,” kata Budi Karya, Rabu (28/2/2018).

Terkait biaya, Budi Karya mengaku belum mendapatkan informasi resmi berapa nilai proyek kereta cepat Jakarta -Bandung itu.

Pasalnya, belum lama ini biaya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung disebutkan akan bertambah dari US$ 5,9 miliar (sekitar Rp80,3 triliun) menjadi US$ 6,071 miliar (sekitar Rp82,7 triliun).

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Dwi Windarto mengatakan, penambahan sekitar Rp2 triliun untuk membiayai asuransi selama pengerjaannya.

Selain itu, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung juga diwajibkan memiliki debt service reserve account (DSRA). Menurut Dwi, seluruh tambahan tersebut meningkatkan nilai investasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung hingga US$100 juta.

Menurutnya, nilai tersebut nantinya akan didapat sebesar 25% dari ekuitas KCIC yang berasal dari Beijing Yawan dan PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dengan komposisi 40:60. Sementara 75% sisanya akan berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB).

"Sebesar 75% CDB, 25% dari ekuitas pemegang saham," kata Dwi.

Kendati begitu, pencairan pinjaman dari CDB untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung masih terhambat hingga saat ini. Hal tersebut lantaran belum terbebasnya seluruh lahan untuk kereta cepat Jakarta-Bandung.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper