Bisnis.com, JAKARTA -- Konsultan properti menilai konsep hunian compact hanya akan bersifat sementara saja dan berpeluang kecil menjadi tren di pasar properti.
Senior Technical Advisor Savills Indonesia Lucy Rumantir mengatakan konsep hunian compact masih kurang menarik di pasar properti. Sebab, alasan pembangunan hunian compact hanyalah untuk menghemat ruang yang ada karena keterbatasan lahan.
"Itu sebenarnya kurang menarik. Itu dilakukan untuk menghemat space, tetapi tidak menjadi trend," jelas Lucy kepada Bisnis, Senin (26/2/2018).
Dia menilai dari segi prospek jangka panjang di tengah banyaknya konsep baru untuk hunian maka konsep belum tentu berumur panjang. Dia juga menampik prediksi bahwa hunian compact ini bisa menjadi tren di pasar properti.
"Tidak akan menjadi trend karena prospeknya kurang bagus, dan itu kan hanya temporary solution," jawab Lucy.
Sebelumnya, sejumlah pengembang memilih menggarap proyek hunian compact dengan konsep menambah nilai guna sesuai keterbatasan lahan yang dimiliki. Misalnya, Managing Director Diamondland Bayu Setiawan mengatakan dalam mengembangkan hunian compact mengusung konsep optimalisasi fungsi ruang.
Perusahaan fokus menggarap bangunan berlantai rendah dan bangunan medium supaya ketinggian atap ruangan setiap unitnya lebih maksimal meskipun ukuran unitnya kecil. Sebagai contoh di Dave apartement high ceiling floor to floor 3,6 meter.
Kini Bayu mengakui perusahaan sedang mencoba kembali di proyek kedua yakni Apple apartement 5 meter. Harapan Bayu, proyek ini bisa ditambah menggunakan mezzanine, di luar fasilitas, lokasi, dan harga yang kompetitif.
Hunian Compact Hanya Sementara
Konsultan properti menilai konsep hunian compact hanya akan bersifat sementara saja dan berpeluang kecil menjadi tren di pasar properti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Gloria Fransisca Katharina Lawi
Editor : M. Rochmad Purboyo
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu