Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Naik, Pertamina Diminta Efisien & Inovatif

PT Pertamina (Persero) diminta tidak mengeluhkan sikap pemerintah yang belum mengoreksi harga bahan bakar minyak (BBM) publik service obligation (PSO) karena harga minyak terus mengalami kenaikan.
Awak mobil tangki (AMT) bersiap melakukan pengisian bahan bakar minyak ke dalam mobil tangki Pertamina di Terminal BBM Jakarta Group Plumpang, Jakarta Utara, Senin (27/11)./JIBI-Nurul Hidayat
Awak mobil tangki (AMT) bersiap melakukan pengisian bahan bakar minyak ke dalam mobil tangki Pertamina di Terminal BBM Jakarta Group Plumpang, Jakarta Utara, Senin (27/11)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA-- PT Pertamina (Persero) diminta tidak mengeluhkan sikap pemerintah yang belum mengoreksi harga bahan bakar minyak (BBM) publik service obligation (PSO) karena harga minyak terus mengalami kenaikan.


"Pertamina sebagai BUMN yang dibentuk dan ditugasi oleh pemerintah untuk menjaga ketahanan energi nasional. Jangan keluhkan soal pemerintah yang belum koreksi harga BBM PSO," kata Direktur Eksekutif Center for Energy Resources Indonesia Yusri Usman, Selasa (30/1).


Menurutnya, Pertamina harus mengetahui apa pertimbangan pemerintah yang belum mengoreksi harga BBM PSO, salah satunya faktor pertumbuhan ekonomi yang hanya tumbuh 5%. Selain itu, tahun ini juga merupakan tahun politik dimana masyarakat sensitif soal kenaikan harga.

Pertamina seharusnya mampu mensiasati tingginya harga minyak dan pemerintah yang tidak akan menaikkan harga jual BBM. Salah satunya dengan melakukan penghematan.


Menurutnya, perusahaan minyak 'plat merah' tersebut perlu melakukan efisiensi. Pertamina perlu menghapus anggaran yang dinilai berlebihan dan tidak penting. Ini juga bertujuan untuk menghemat biaya pengeluaran (cost).


Selain itu, Pertamina juga perlu membuat produk baru, seperti Pertalite dan Dexlite yang merupakan BBM non subsidi namun lebih murah dari pada Pertamax dan Pertadex.


"Saat ini, Pertamina hanya perlu efisiensi dan mengembangkan produk baru," kata Yusri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper