Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bidang Konstruksi dan Infrastruktur Erwin Aksa mendorong agar seluruh pekerja konstruksi yang berada di lapangan harus tersertifikasi sesuai dengan bidang mereka.
Hal tersebut disampaikan Erwin merespons banyaknya kasus kecelakaan konstruksi pada proyek pembangunan nasional. Terakhir, pada Senin (22/1/2018) box girder bentang P28-P29 di area kerja proyek kereta api ringan (light rail transit/LRT) Velodrome—Kelapa Gading jatuh dan mengakibatkan lima korban.
Saat ini, Erwin mengatakan bahwa masifnya proyek infrastruktur di Indonesia tidak sesuai dengan pertumbuhan sumber daya manusia di bidang konstruksi. Menurutnya, jumlah lulusan insinyur di dalam negeri masih belum mencukupi kebutuhan industri. Bahkan, banyak dari lulusan teknik sipil tersebut malah beralih ke pekerjaan lain karena dinilai lebih menjanjikan, seperti di perbankan.
Baca Juga
“Kesimpulan yang bisa kita tarik adalah memperkuat pengawasan dan sertifikasi. Para pelaku dan mandor yang ada di lapangan harus ada sertifikasi, kalau ada yang belum bagaimana caranya mereka itu bisa tersertifikasi,” katanya saat membuka Focus Group Discussion tentang Kecelakaan Konstruksi, di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (25/1/2018).
Erwin mengkhawatirkan karena sumber daya manusia (SDM) yang kurang, sedangkan proyek banyak, ada kecenderungan menggunakan SDM yang baru lulus atau bahkan anak magang untuk ditempatkan di proyek besar yang berisiko. Padahal belum ada bukti mereka sudah tersertifikasi pada bidangnya.
“Kita kekurangan SDM. Ditakutkan juga, misalnya, orang yang belum pantas jadi project manager, malah sudah naik level padahal dia belum cukup ahli untuk di sini. Kita terlambat mencetak engineer saat proyek infrastruktur tengah banyak begini,” katanya.