Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kontribusi Manufaktur Indonesia Tertinggi di ASEAN

Merujuk data United Nations Statistics Division pada 2016, Indonesia menempati peringkat keempat dunia dari 15 negara yang industri manufakturnya memberi kontribusi signifikan terhadap PDB.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto/Istimewa
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Kontribusi manufaktur Indonesia menjadi yang tertinggi di ASEAN, dengan porsi 22% dari PDB nasional.

Merujuk data United Nations Statistics Division pada 2016, Indonesia menempati peringkat keempat dunia dari 15 negara yang industri manufakturnya memberi kontribusi signifikan terhadap PDB. Selain Indonesia, tiga negara terbesar lainnya adalah Korea Selatan (Korsel) dengan 29%, China 27%, dan Jerman 23%.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan suatu negara dikatakan maju jika industrinya tangguh. Untuk itu, pemerintah fokus menjalankan kebijakan hilirisasi industri yang konsisten membawa multiplier effect bagi perekonomian.

"Capaian 22% itu sangatlah besar, sehingga Indonesia masuk dalam jajaran elit dunia," sebutnya dalam pernyataan resmi yang diterima Bisnis, Kamis (4/1/2018).

Industri pengolahan non migas disebut berperan penting dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional karena mampu memberi efek positif terhadap peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, dan penerimaan devisa dari ekspor.

Sektor ini juga menjadi penyumbang terbesar dari pajak dan cukai.

Rata-rata kontribusi dari 15 negara yang disurvei adalah 17%. Adapun Jepang berada di bawah Indonesia dengan porsi 19%, sama dengan Meksiko. Manufaktur Inggris bahkan hanya memiliki kontribusi 10%.

Sementara itu, laporan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) menempatkan Indonesia di peringkat ke-9 dunia untuk kategori manufacturing value added. Dengan demikian, Indonesia berada sejajar dengan Brazil dan Inggris.

Airlangga menyatakan kontribusinya bisa mencapai 30% jika dihitung mulai dari proses pra produksi, produksi, dan pasca produksi. "Paradigma industri manufaktur global saat ini, berdasarkan kesepakatan di World Economic Forum (WEF), proses produksi sebagai satu kesatuan. Oleh karena itu, kita sudah tidak bisa lagi melihat produksi hanya di pabrik," paparnya.

Manufaktur juga disebut sebagai salah satu sektor unggulan dalam mendorong percepatan pembangunan dan pemerataan ekonomi nasional. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengklaim telah memfasilitasi pembangunan kawasan industri di berbagai daerah, khusus di luar Jawa.

Pemerintah meyakini pertumbuhan kawasan industri baru akan terus meningkat dengan dibangunnya 8 kawasan industri baru di luar Jawa.

Peningkatan kompetensi SDM melalui pendidikan dan pelatihan vokasi juga jadi salah satu prioritas selain pembangunan infrastruktur. "Penyiapan SDM terampil bertujuan untuk membentuk dan menghasilkan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan dunia industri. Kami telah melaksanakan pendidikan vokasi yang link and match antara SMK dengan industri," tambah Airlangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper