Bisnis.com, JAKARTA - Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian mengembangkan diversifikasi pangan berbasis sagu melalui proyek pengembangan kemampuan teknis dalam produksi sagu, ekstraksi pati sagu, serta peningkatan nilai tambah sagu secara berkelanjutan dan menguntungkan.
Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan BKP Tri Agustin Satriani menyampaikan sagu dapat dipromosikan sebagai bahan pangan lokal yang sangat sehat untuk dikonsumsi karena mengandung karbohidrat tetapi bebas gluten dan rendah kalori serta rendah indeks glikemiks.
Untuk menggerakkan dari sisi bisnis, telah dibentuk unit usaha sagu yaitu Sagu Meambo Food. Unit produksi sagu difokuskan di Konawe dan Konawe Selatan, sedangkan unit promosi dan penjualan berada di Kota Kendari.
"Kelebihan sagu yang diproduksi oleh unit usaha ini adalah higienis, bersih, putih, dan dijual dalam bentuk tepung sagu kering. Selain itu, beberapa produk olahan yang sudah dibuat antara lain, brownis dan cookies," katanya dikutip Bisnis dari laman Kementerian Pertanian, Selasa (19/12).
Selain sagu, pada 2018, BKP akan mengembangkan beberapa pangan pokok potensial lainnya seperti ubi kayu, ubi jalar, jagung, sorghum, dan talas di 15 lokasi pada 13 Propinsi. Sagu akan dikembangkan lagi di 4 lokasi yaitu Papua, Maluku, Sulawesi Barat dan Riau.
Dengan demikian, kata Tri, penting membangun sinergitas antara pemerintah daerah, kelompok penerima manfaat, universitas, serta pihak swasta dalam peningkatan diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal.
Perwakilan FAO Indonesia - Timor Leste Mark Smulder mengingatkan kelompok penerima manfaat agar segera membuat bisnis plan, sehingga pengolahan sagu ini dapat terus berkembang secara berkelanjutan serta memberikan keuntungan bagi masyarakat.