Bisnis.com, JAKARTA—Distributor alat kesehatan mulai berencana membangun industri di dalam negeri. Ketua Umum Perkumpulan Organisasi Perusahaan Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab) Sugihadi menyatakan setidaknya terdapat sebanyak 12 perusahaan distributor alat kesehatan yang mulai banting setir membangun industri alat kesehatan pada tahun depan.
“Sejak adanya lelang e-katalog dalam JKN, harga alkes turun tapi mutu tidak boleh bergeser. Banyak distributor yang mulai ingin menyesuaikan, daripada mendatangkan produk impor mengapa tidak masuk menjadi industri,” ujarnya di Jakarta, Rabu (13/12/2017).
Menurutnya, distributor mulai sulit menyesuaikan marjin sejak pemerintah menggulirkan lelang e-catalogue sebagai ketentuan pengadaan alat kesehatan. “Dengan e-katalog mengatur margin semakin sulit, ambil order dapat marginnya tipis karena datangkan produk impor itu mahal. Itu makanya beberapa mulai mau masuk ke dalam industri,” ujarnya.
Populasi industri alat kesehatan dalam negeri terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun lalu, terdapat sebanyak 215 produsen alat kesehatan yang beroperasi di dalam negeri. Pada tahun ini, angka itu meningkat menjadi 226 perusahaan. Menurutnya, sistem lelang pengadaan alat kesehatan dalam e-katalog yang diberlakukan pemerintah membuka kesempatan yang lebih besar bagi industri ketimbang distributor.
Indonesia masih bergantung terhadap produk alat kesehatan impor. Berdasarkan data izin edar alat kesehatan yang diterbitkan Kementerian Kesehatan,produk buatan dalam negeri hanya memegang sebesar 8% pangsa pasar domestik. Sementara itu, produk impor masih mendominasi pasar domestik sebesar dengan porsi sebesar 92%.