Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mayoritas Investasi PLN Pakai Modal Sendiri, Bagaimana Bisa?

Kendati terlihat ekspansif dengan utang baru, mayoritas kebutuhan investasi PLN ternyata masih menggunakan modal sendiri.
Petugas melakukan pemeriksaan rutin di Gardu Induk PLN Pusat Pengatur Beban (P2B) Jawa-Bali, di Gandul, Cinere, Depok, Jawa Barat, Kamis (15/6/2017)./Antara-Indrianto Eko Suwarso
Petugas melakukan pemeriksaan rutin di Gardu Induk PLN Pusat Pengatur Beban (P2B) Jawa-Bali, di Gandul, Cinere, Depok, Jawa Barat, Kamis (15/6/2017)./Antara-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, SHANGHAI - Kendati terlihat ekspansif dengan utang baru, mayoritas kebutuhan investasi PLN ternyata masih menggunakan modal sendiri.

Hal tersebut ditegaskan oleh Direktur Keuangan Sarwono Sudarto dalam perbincangan dengan Bisnis, Rabu pagi (6/12/2017). Menurutnya, dari Rp150 triliun investasi dalam hampir 3 tahun terakhir, Rp90 triliun berasal dari kas internal.

“Itu data sejak Januari 2015 hingga September 2017. Mayoritas modal sendiri. Dalam periode itu pembiayaan investasi yang bersumber utang hanya bertambah sekitar Rp60 triliun,” tutur Sarwono.

Menurutnya, PLN memang memerlukan kebutuhan dana yang sangat besar untuk menyelesaikan megaproyek pembangkit listrik 35.000 MW. Investasi yang telah dikucurkan, tentu saja tidak memperhitungkan dana yang dikeluarkan oleh produsen listrik independen.

Untuk megaproyek pembangkit listrik 35 MW, PLN bertanggung jawab untuk membangun 9.900 MW. Adapun 26.000 MW lainya dikerjakan oleh swasta melalui independent power producer.

Perusahaan ini, memerlukan investasi sedikitnya Rp600 triliun dalam lima tahun yang diharapkan berakhir pada 2019. Itulah yang menjelaskan mengapa PLN terlihat banyak berhutang.

“Seperti orang bangun rumah, tidak bisa menunggu punya uang dulu baru bangun. Orang perlu kredit juga kan,” Sarwono.

Rencana 2018

Pada 2018, PLN berencana menerbitkan surat utang maupun mengambil kredit dari perbankan dengan total US$4 miliar untuk memenuhi kebutuhan investasi.as

Perusahaan pelat merah ini tiap tahun masih perlu menambah transmisi, gardu induk, maupun membangun pembangkit. Manajemen juga meyakini rasio modal terhadap utang masih pada level aman.

“Untuk transmisi saja kami masih perlu Rp20 triliunan tahun depan. Jadi utang masih diperlukan untuk mempercepat keteraediaan listrik diseluruh Indonesia,” tutur Dirut PLN Sofyan Basir, kepada Bisnis, saat kunjungan kerja di China, Selasa (5/12/2017).

Dia tidak menyebutkan pasti berapa porsi utang bank, obligasi lokal, maupun obligasi global yang hendak diterbitkan.

“Tergantung harganya mana yang lebih murah, tapi biasanya kami mixed antara utang bank dan obligasi.”

Saat ini PLN memiliki total utang Rp296 triliun dimana Rp108 triliun diantaranya berupa kredit perbankan. Perusahaan ini juga mendapatkan komitmen kredit modal kerja yang bisa dicairkan bila perlu (standby loan) sebesar Rp35 triliun.

Sejak Desember 2014 hingga Agustus 2017, utang PLN meningkat sekitar Rp60 triliun. Rasio utang dan seluruh kewajiban terhadap modal perusahaan ini mencapai 42 persen. Revaluasi aset telah mendongkrak modal PLN hingga Rp890 triliun.

Sarwono mengatakan tahun 2018 tidak ada obligasi yang jatuh tempo sehingga emisi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan investasi.

Menurutnya, kebutuhan pendanaan juga masih berpeluang bertambah sehinga ruang untuk mengambil utang bisa bertambah hingga US$5 miliar. Sarwono menegaskan, PLN berkomitmen untuk terus menyediakan listrik dengan produksi yang efisien.

Hal ini sejalan dengan upaya perusahaan menekan biaya melalu efisiensi produksi listrik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hery Trianto
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper