Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pesawat N-219 : Dari Nurtanio, PTDI, Sampai Jokowi

Pesawat model N-219 sebagai karya anak bangsa yang telah menjalani terbang perdana pada 16 Agustus 2017 lalu kini telah resmi memiliki nama.
Presiden Joko Widodo (tengah) menerbangkan pesawat kertas dalam acara Pemberian Nama Pesawat N-219 di Base Ops, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (10/11/2017). Presiden memberikan nama Nurtanio kepada purwarupa pesawat N-219 yang merupakan karya anak bangsa hasil kerja sama PTDI dan LAPAN./ANTARA-Rosa Panggabean
Presiden Joko Widodo (tengah) menerbangkan pesawat kertas dalam acara Pemberian Nama Pesawat N-219 di Base Ops, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (10/11/2017). Presiden memberikan nama Nurtanio kepada purwarupa pesawat N-219 yang merupakan karya anak bangsa hasil kerja sama PTDI dan LAPAN./ANTARA-Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA--Pesawat model N-219 sebagai karya anak bangsa yang telah menjalani terbang perdana pada 16 Agustus 2017 lalu kini telah resmi memiliki nama.

Presiden Joko Widodo yang memberikan nama bagi pesawat hasil kerja sama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) tersebut.

Nurtanio, itulah nama yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo saat pemberian nama pesawat N-219 di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (10/11/2017).

Nama tersebut diambil dari salah seorang patriot bangsa sekaligus perintis pembuatan pesawat terbang di Tanah Air sejak 1946.

"Laksamana Muda Udara (Anumerta) Nurtanio Pringgoadisuryo adalah patriot bangsa yang telah berjuang tanpa pamrih. Seluruh hidupnya didarmabaktikan untuk kedirgantaraan Indonesia. Beliau gugur dalam sebuah penerbangan uji coba," ujar Presiden saat memberikan sambutan.

Saat itulah, Jokowi sempat mengutip ucapan dari Nurtanio semasa hidupnya yang menurutnya patut dihayati oleh semua pihak.

"Sudah, kita tidak usah ribut-ribut. Yang penting kerja!" tuturnya menirukan.

Lahirnya pesawat "Nurtanio" ini seolah menandai hasil kerja putra-putri bangsa yang meneruskan bakti Nurtanio di dunia penerbangan.

"Ini akan terus dilanjutkan hingga generasi anak-anak kita nanti," sambungnya.

Mengutip siaran pers PTDI, pesawat Nurtanio ini dirancang secara khusus untuk dapat menjangkau daerah pegunungan dan terpencil seperti di Papua.

Pesawat ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk membuka konektivitas bagi daerah-daerah terpencil sehingga disparitas harga yang masih terjadi di daerah-daerah tersebut dapat ditangani.

Sementara itu, dalam siaran pers LAPAN disebutkan, Nurtanio semasa hidupnya adalah sosok pembuat pesawat pertama Indonesia bernama Sikumbang.

Karyanya tersebut berlanjut pada Kunang-Kunang, Belalang, Gelatik, sampai dengan mempersiapkan produksi F-27.

Pesawat Nurtanio ini akan diproduksi massal oleh PTDI setelah mendapatkan sertifikasi pada tahun 2018.

"Kalau ini sudah selesai, proses berikutnya adalah proses bisnis. Harus bisa dipasarkan, harus bisa masuk ke industri sehingga industri pesawat kita akan berkembang," kata Kepala Negara.

Yang berbeda dari acara pemberian nama pesawat N-219 ini adalah hadirnya anak-anak SD yang turut menyemarakkan acara tersebut.

Usai memberikan nama, Presiden mengajak anak-anak SD untuk menerbangkan pesawat kertas. Saat menerbangkan pesawat, Presiden dan anak-anak SD terlihat ceria.

Pesawat kertas yang digenggam anak-anak SD tersebut, menurut Presiden, merupakan simbol cita-cita Indonesia untuk menguasai teknologi dirgantara dan teknologi itu kini sudah berada di genggaman bangsa Indonesia.

Nama Nurtanio selain menjadi nama untuk pesawat N-219 sebelumnya juga menjadi cikal bakal nama PTDI. Sebelum bernama PT Dirgantara Indonesia, PTDI sempat bertama Industri Pesawat Terban Nurtanio, sebelum berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara dan akhirnya menjadi PT Dirgantara Indonesia.

Seperti dikutip dari wikipedia, PT. Dirgantara Indonesia (DI) atau dalam bahasa Inggris: Indonesian Aerospace Inc. adalah industri pesawat terbang yang pertama di Indonesia.

Perusahaan ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, didirikan pada 26 April 1976 dengan nama PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan BJ Habibie sebagai Presiden Direktur.

Industri Pesawat Terbang Nurtanio kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 11 Oktober 1985.

Setelah direstrukturisasi, IPTN kemudian berubah nama menjadi Dirgantara Indonesia pada 24 Agustus 2000.

Nurtanio Pringgoadisurjo meninggal pada 21 Maret 1966 saat pesawat yang dipilotinya  jatuh. Peristiwa naas itu terjadi di kota Bandung.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper