Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APTRINDO : Kereta Bisa Jadi Pelengkap Truk

Kalangan pengusaha truk mengapresiasi langkah pemerintah mengalihkan pergerakan truk ke moda berbasis rel. Pengusaha menilai moda kereta api bisa menjadi pelengkap dari moda angkutan truk
Deklarasi Truk Pelopor Keselamatan Dalam Berlalu Lintas yang dilaksanakan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), dan PT.Jakarta International Container Terminal (JICT)./Bisnis.com-Akhmad Mabrori
Deklarasi Truk Pelopor Keselamatan Dalam Berlalu Lintas yang dilaksanakan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), dan PT.Jakarta International Container Terminal (JICT)./Bisnis.com-Akhmad Mabrori

Bisnis.com, JAKARTA -- Kalangan pengusaha truk mengapresiasi langkah pemerintah mengalihkan pergerakan truk ke moda berbasis rel. Pengusaha menilai moda kereta api bisa menjadi pelengkap dari moda angkutan truk.

Wakil Ketua Umum Aptrindo, Kyatmaja Lookman mengungkapkan sejak lama pasar angkutan truk saat ini sudah tidak produktif karena mencatat utilisasi yang rendah. "Utilisasi kami sangat rendah, kami butuh peningkatan utilisasi," ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (2/11/2017).

Kepadatan kendaraan di jalan raya maupun jalan tol saat ini memang mengganjal pergerakan barang.Kyatmaja mengatakan, pengusaha truk bisa mencetak utilisasi yang tinggi saat tingkat kemacetan turun.

Berdasarkan kapasitas, kereta api bisa mengangkut 50 kontainer dalam satu kali perjalanan. Sementara itu, moda angkutan jalan raya hanya bisa mengangkut satu kontainer dalam satu kali perjalanan.

Kyatmaja menyebut, saat ini pengalihan angkutan barang ke moda kereta api terganjal infrastruktur pendukung di stasiun kereta api yang tidak memadai. "Hub [saat ini] jadi masalah karena hub-nya gak banyak. Stasiun yang ada cuman 2-3 hektare, tidak bisa dibuat fasilitas pendukungnya,"jelasnya.

Kyatmaja yang juga menjabat CEO Lookman Djaja mengatakan, perseroan tengah membangun hub di dekat Stasiun Kedunggedeh, Karawang. Hub truk seluas 50 hektare itu diharapkan bisa beroperasi pada paruh pertama 2018.

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Bambang Prihartono mengatakan pergerakan angkutan barang harus dialihkan karena penggunaan truk untuk angkutan barang tidak efisien.

Oleh karena itu, pergerakan barang dinilai tidak bisa lagi mengandalkan aUntuk itu, moda angkutan alternatif perlu dikembangkan. "Di negara lain pergerakan itu rail based, bukan road based. Di sini, 98% [angkutan barang] malah road based,"ujarnya.

Menurut Bambang, truk-truk dengan rute lebih dari 30 km bakal menjadi sasaran pengalihan. Sementara itu, pergerakan truk dengan radius kurang dari 30 km bakal diarahkan bergerak di dalam kota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper