Bisnis.com, JAKARTA—Waskita Karya sangat mengapresiasi kerja dari penyelidikan kepolisian terkait kecelakaan kerja yang terjadi di Tol Paspro (Pasuruan-Probolinggo) sesi 1 Kelurahan Wugir Kecamatan Gadingrejo Pasuruan.
"Kami juga meminta warga untuk tidak mendekat karena masih rawan bahaya dan memudahkan pihak yang berwenang melakukan penyelidikan lebih lanjut," ujar Fathor Rachman, Kepala Divisi IV Waskita Karya, dalam siaran pers yang dilansir Selasa (31/10/2017).
Fathor mengatakan akan membantu sepenuhnya proses penyidikan dari kepolisian. Dia juga memastikan keberlanjutan pekerjaan pembuatan overpass yang girdernya lepas pada Minggu (29/10/2017) siang.
"Tentunya jika semua proses penyidikan dari kepolisian sudah tuntas, dan kondisi dilokasi seksi 1 sudah kondusif," lanjutnya.
Fathor menegaskan jika proses pengerjaan di lokasi lainnya akan terus berjalan 24 jam. Seksi 2 dan seksi 3 juga dipastikan akan tetap selesai pada 2018 sesuai dengan target.
"Yang kecelakaan itu adalah pembangunan overpass, yang menjadi jembatan penghubung antardesa yang dilintasi tol, dan pengerjaan tol dibawahnya tetap akan dilakukan," tegasnya.
Fathor optimistis proyek Tol Paspro akan tetap berjalan sesuai target karena salah satu faktor penentu utama, yakni pembebasan lahan, sudah hampir tuntas. Paspro menjadi proyek tol yang pembebasan lahannya paling cepat di Indonesia.
"Jika wilayah lain pembebasan lahannya berbelit dan lama, maka disini 100 % pemilik perorangan sudah melepas asetnya," tandasnya.
Sekedar catatan, Tol Paspro rencananya dibangun dengan panjang 31,30 Kilometer (km). Tahapan pembangunan ada tiga seksi. Untuk seksi satu, nantinya akan melewati Grati - Nguling sepanjang 8 km. Seksi dua, perbatasan Nguling, Pasuruan - Sumberasih, Probolinggo sepanjang 6 km, dan Sumberasih - Leces sepanjang 17,30 km.
Tol ini diperkirakan membutuhkan lahan sekitar 271 hektar dan atau sekitar 3.000 bidang. Nantinya, akan ada tiga simpang susun yakni Tongas, Simpang Susun Probolinggo Barat, Simpang Susan Leces.