Bisnis.com, JAKARTA - Megaproyek pembangkit listrik dengan total kapasitas 35.000 megawatt (MW) yang ditargetkan rampung hingga 2024, hingga saat ini baru terealisasi 773 MW yang sudah beroperasi.
Pembangkit listrik dengan total kapasitas 15.266 MW masuk tahap konstruksi dan telah menandatangani perjanjian jual beli listrik (power purchase agrreemnet/PPA) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Namun, proyek yang telah menandatangani PPA dan belum konstruksi sebesar 10.255 MW. Selain itu,proyek yang masuk pada tahap pengadaan adalah 4.563 MW dan pada tahap perencanaan 6.970 MW.
Pemerintah terus mengupayakan agar megaproyek ini berjalan sesuai dengan tenggat waktunya masing-masing.
“Hingga 2019 diharapkan agar semua proyek dalam program 35.000 MW sudah terkontrak dan ada tambahan 17.000 MW dibandingkan dengan akhir 2014,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, belum lama ini.
Untuk mempercepat pembangunan pembangkit listrik dan infrastruktur ketenagalistrikan 35.000 MW, pemerintah telah menandatangani Perpres No. 14/2017, yang merupakan Perubahan Perpres Nomor 4/2016 tentang Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan.
Perpres tersebut memberikan jaminan komitmen pemerintah kepada dunia usaha untuk mendukung pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan berupa penjaminan, percepatan perizinan dan non perizinan, penyediaan energi primer, tata ruang, penyediaan tanah, dan penyelesaian hambatan dan permasalahan, serta penyelesaian permasalahan lainnya.