Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Farmasi Terapkan PAT Tekan Kekebalan Terhadap Obat Antibiotik

Penerapan sistem process analytical technology (PAT) bagi industri farmasi dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan juga hasil limbah selama proses produksi.
Antibiotik/telegraph.co.uk
Antibiotik/telegraph.co.uk

Bisnis.com, JAKARTA-Penerapan sistem process analytical technology (PAT) bagi industri farmasi dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan juga hasil limbah selama proses produksi.

Anurag S. Rathore, Coordinator, DBT COE of Biopharmaceutical Technology, Department of Chemical Engineering dari Indian Institute of Technology (IIT) New Delhi, mengatakan penerapan PAT dapat mewujudkan proses produksi yang lebih bersih.

“Penerapan PAT oleh pabrik obat dapat mewujudkan manufakturing bersih, yang akhirnya dapat menekan angka anti microbial resistance [kebal terhadap obat antibiotik],” katanya, Rabu (11/10/2017).

Dia menyampaikan hal itu dalam workshop yang diselenggarakan DSM Sinochem Pharmaceuticals (DSP) bekerja sama dengan Indian Institute of Technology (IIT), New Delhi, di Jakarta, bertema Keberlanjutan melalui kesempurnaan manufacturing.

Menurutnya, PAT merupakan sebuah kerangka kerja untuk proses dan pemantauan bahan mentah obat dengan menyesuaikan parameter proses untuk memastikan kualitas produk yang konsisten dan kualias farmasi yang inovatif.

Anurag menjelaskan keuntungan penerapan PAT oleh pabrik obat, antara lain dapat meningkatkan keseragaman produk, mengurangi kebutuhan sampling, pengawasan proses kritikal, dampak riset dan penemuan yang positif, mengurangi waktu atau siklus pengembangan produk ke pasar,

Adapun yang paling penting, lanjutnya, dapat mengurangi dampak negatif  terhadap lingkungan dan pabrik lebih terjaga sesuai dengan regulasi ramah lingkungan serta mengurangi limbahnya.

Profesor dari IIT Delhi itu juga menyatakan dalam anti microbial resistance (AMR), tantangan utama adalah pengelolaan infeksi yang tidak efisien dan tidak efektif karena kurangnya pengetahuan dan pendidikan.

Serta pengaturan penggunaan antibiotik yang lemah, tingginya pengobatan sendiri, langkanya data resmi nasional mengenai resistensi antimicrobial dan proses manufaktur yang tidak terregulasi dan tidak bertanggung jawab.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper