Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Kemitraan Pasokan Barang, Aprindo Terus Minta Masukan Anggota

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin mengatakan pihaknya sedang mengumpulkan masukan dari anggota mengenai konsep kemitraan yang mungkin dilakukan. Pasalnya, ritel modern memiliki berbagai jenis format seperti minimarket, supermarket, hipermarket, dan wholesaler alias perkulakan
Ilustrasi./.Bisnis-Nurul Hidayat
Ilustrasi./.Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA-- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin mengatakan pihaknya sedang mengumpulkan masukan dari anggota mengenai konsep kemitraan yang mungkin dilakukan. Pasalnya, ritel modern memiliki berbagai jenis format seperti minimarket, supermarket, hipermarket, dan wholesaler alias perkulakan.

Dia menerangkan dalam hal penjualan atau jalur distribusi, yang berperan menjual barang dari distributor ke peritel adalah wholesaler. Sementara itu, peritel berperan menjual barang dari perkulakan ke masyarakat.

Distributor atau prinsipal barang juga menyesuaikan harga jual dengan format ritel yang menjadi pembeli. Dengan demikian, harga yang diberikan kepada perkulakan dan peritel akan berbeda.

Dari hasil pertemuan awal, perkulakan dipandang paling tepat untuk menjalankan pola kemitraan tersebut dan menyalurkan barang ke pedagang serta warung tradisional. Hal inilah yang akan disampaikan dalam surat tersebut. Adapun Aprindo telah melakukan rapat pada Kamis (5/10) untuk membahas hal ini.

 "Indogrosir memang wholesaler. Itu yang kemarin kami coba formulasikan, siapa yang bisa jalankan. Kami berharap ada waktu Menteri Perdagangan untuk bertemu dengan Aprindo untuk selesaikan pelaksanaannya seperti apa," terang Solihin kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

Rencananya, surat akan dikirimkan ke Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada hari ini. Lantaran masih menunggu format yang tepat, mekanisme pola kemitraan itu pun masih belum bisa diformulasikan dengan matang.

Dia menambahkan di luar kemitraan akses barang, masalah edukasi dan pendampingan kepada pedagang tradisional juga dipandang sangat penting. Pasalnya, masih banyak pedagang dan pemilik warung yang tidak paham bagaimana mengelola stok, memisahkan keuangan toko dan keuangan pribadi, maupun bagaimana menyusun display barang yang menarik.

Seperti diketahui, pemerintah menginginkan adanya pola kemitraan antara peritel modern dengan pedagang tradisional untuk merealisasikan konsep ekonomi berkeadilan. Nantinya, peritel modern diwajibkan menjadi pemasok barang ke pedagang tradisional di wilayah sekitar tokonya dan menjualnya di harga yang sama dengan harga yang didapatkan dari produsen atau distributor.

Dengan demikian, peritel tradisional diharapkan memiliki akses yang lebih besar terhadap sumber barang dengan harga yang lebih murah. Regulasi ini ditargetkan rampung pada Oktober 2017.

Selain berbentuk Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag), rencananya ketentuan ini pun akan disinggung di Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern yang sekarang sedang direvisi. Regulasi tersebut sudah dalam proses revisi setidaknya sejak 2015.

Mendag Enggartiasto Lukita sebelumnya menyampaikan peritel modern wajib menyediakan barang yang dijual ke pedagang tradisional atau warung berdasarkan sistem keanggotaan dengan harga yang sama yang didapatkan dari distributor atau prinsipal.

"Warung tidak dipaksa, dia bisa memilih mau ambil yang mana [dari peritel modern atau bukan]," ucap dia.

Mendag mencontohkan perkulakan Indogrosir yang sekarang sudah memunyai 8.000 anggota. Perusahaan itu disebut telah memiliki rekam jejak peritel tradisional yang menjadi anggota dan barang dagangan anggotanya dijadikan sebagai jaminan. 

Untuk membantu pedagang tradisional dari sisi permodalan, Enggar mengaku sudah bertemu dengan beberapa bank. Pinjaman kepada para pedagang akan diberikan berdasarkan rekening koran.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper