Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Delapan Faktor Kesiapan Manufaktur Nasional Memasuki Industry 4.0

Kementerian Perindustrian memetakan delapan faktor yang dapat memacu produktivitas manufaktur untuk menghadapi Industry 4.0.nn
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kedua kiri), Kepala BKPM Thomas Lembong (kedua kanan), Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar (kiri) dan Chairman of Mitsubishi Motors Corporation and Renault-Nissan Alliance Carlos Ghosn (kanan) meninjau pabrik Mitsubishi Motor Krama Yudha Indonesia (MMKI) yang baru diresmikan di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (25/4)./Setpres-Laily
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kedua kiri), Kepala BKPM Thomas Lembong (kedua kanan), Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar (kiri) dan Chairman of Mitsubishi Motors Corporation and Renault-Nissan Alliance Carlos Ghosn (kanan) meninjau pabrik Mitsubishi Motor Krama Yudha Indonesia (MMKI) yang baru diresmikan di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (25/4)./Setpres-Laily

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian memetakan delapan faktor yang dapat memacu produktivitas manufaktur untuk menghadapi Industry 4.0.

Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian, menyampaikan delapan faktor yang mempengaruhi kesiapan negara dalam produksi manufaktur masa depan yaitu teknologi dan inovasi, human capital, perdagangan & investasi global, pemerintah, sumber daya alam, daya beli, complexity, serta ekonomi skala.‎

Kedepalan faktor ini berdasarkan laporan dari perusahaan konsultan AT Kearney sebagai langkah untuk memasuki era ekonomi digital dan Industry 4.0.‎

Menurutnya, pada faktor teknologi dan inovasi, Indonesia memiliki kekuatan dari penetrasi internet dan ponsel. Jumlah pengguna internet aktif di dalam negeri diperkirakan mencapai 132,7 juta orang atau 51,5% dari populasi penduduk. Sedangkan, jumlah smartphone yang beredar lebih dari 130 juta unit dan tingkat penjualannya minimal 60 juta unit per tahun.

Oleh karena itu, pemerintah Indonesia mendorong industri nasional agar memanfaatkan teknologi terkini dan platform digital. “Potensi yang akan dikembangkan, antara lain universitas yang berafiliasi sebagai inkubator, industri manufaktur menggunakan teknologi tinggi dan menengah, serta peningkatan intensitas riset dan jumlah peneliti,” kata Airlangga dalam siaran pers, Jumat (6/10/2017).‎

Terkait sumber daya manusia (SDM), Indonesia memiliki kekuatan dari banyaknya jumlah perguruan tinggi. Hal ini membuat pemerintah fokus memacu kompetensi tenaga kerja lokal agar bisa memenuhi kebutuhan industri. Selain itu, Kemenperin tengah meluncurkan program pendidikan vokasi industri di beberapa wilayah Indonesia.

Dalam upaya meningkatkan kompetensi SDM, Kemenperin menjalin kerja sama dengan Institute of Technical Education (ITE) Singapura dan Universitas Tsinghua China untuk pelatihan tenaga pendidik dan pengembangan inkubator sebagai pusat inovasi. “Seiring langkah ini, kami memfasilitasi pembangunan politeknik dan akademi komunitas di beberapa kawasan industri,” imbuhnya.

Pada faktor perdagangan dan investasi global, kekuatan Indonesia di antaranya berada di nilai tarif pajak yang diterapkan, investasi melalui merger atau akuisisi (greenfield investments), dan pemasukan dari penanaman modal asing. “Di ASEAN, Indonesia menjadi salah satu negara utama yang dipertimbangkan untuk tujuan investasi. Jadi, para investor saat ini mencari lokasi yang memberikan kemudahan dalam berbisnis,” ujarnya.‎

Faktor pemerintah, Indonesia memiliki anggaran belanja yang cukup besar dan kepastian sistem hukum yang dapat mendorong peningkatan kinerja industri domestik. Semisal implementasi pada proyek strategis nasional seperti pembangunan infrastruktur dan terbitnya sejumlah paket kebijakan ekonomi.

Mengenai sumber daya alam berkelanjutan, Indonesia memiliki beragam energi alternatif yang berpotensi untuk dikembangkan. Dalam hal ini, Kemenperin telah mencanangkan program industri hijau berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian.

Dalam regulasi tersebut, industri perlu mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan dalam proses produksinya. Misalnya, penggunaan teknologi rendah karbon menjadi salah satu prinsip industri hijau, dengan didukung penerapan 4R (reduce, reuse, recycle, dan return) serta SDM yang kompeten sehingga akan menghasilkan efisiensi bahan baku, energi, dan air.

Adapun faktor daya beli, pemerintah meyakini masyarakat Indonesia masih memiliki daya beli yang kuat. Meskipun disebutkan ada pergeseran transaksi dari offline ke online, data menunjukkan kenaikan penggunaan jasa kurir hingga 130% pada akhir September.‎

Selain itu, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) naik mencapai 12,14% yang berarti ada aktivitas ekonomi. Bahkan, pertumbuhan penerimaan pajak dari industri juga naik sebesar 16,63% dibandingkan dengan tahun lalu.

“Salah satu program prioritas Kemenperin adalah pengembangan IKM dengan platform digital melalui e-Smart IKM untuk memperluas akses pasar dan meningkatkan pendapatan,” ungkapnya.‎

Pada faktor kompleksitas, Tanah Air termasuk negara berkembang yang mampu menciptakan beragam produk dari sebuah sistem ekonomi. Hal ini merupakan bagian dari hasil kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh industri.

Adapun faktor ekonomi skala, bisa dilihat dari nilai tambah yang dihasilkan oleh manufaktur domestik. Berdasarkan data United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), Indonesia menduduki peringkat ke-9 di dunia untuk Manufacturing Value Added atau naik dari peringkat tahun sebelumnya di posisi ke-10.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper