Bisnis.com, JAKARTA - Target pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2018 yang ditetapkan 5,2% - 5,6% dinilai cukup realistis menyusul prospek perbaikan baik internal maupun eksternal.
Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan mengatakan target tersebut masih realistis. Namun, dia memprediksi pertumbuhan ekonomi pada 2018 hanya di batas bawah di kisaran 5,3%.
Menurut dia, angka 5,3% yang dianggap lebih masuk akal untuk dicapai, dipicu oleh meningkatnya konsumsi pada 2018 mendatang. Dalam hal ini Anton menilai salah satu pemicu meningkatnya konsumsi adalah adanya agenda politik seperti Pilkada dan persiapan pemilu 2019.
"Tahun depan pun kita masih naik ke arah 5,3%. Tapi kembali lagi, daya dorong apa yang ada, untuk konsumsi mungkin akan ada kenaikan apalagi ada beberapa konsumsi yang terkait dengan agenda politik bisa mendorong konsumsi, dan kalau politiknya juga tenang," katanya kepada Bisnis, Senin (14/8).
Berkaca pada Pilkada 2017 kemarin, Anton menilai adanya kegaduhan juga memberi pengaruh terhadap konsumsi dan investasi.
"Kalau kemarin kan sempat ada kegaduhan yang menyebabkan ada pandangan yang mengatakan bahwa ada sedikit pengaruh bahwa konsumsi dan investasi,terutama kelompok atas," pungkasnya.
Adapun, dalam RAPBN 2018, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan mencapai 5,4% - 6,1%, namun direvisi menjadi 5,2% - 5,6% setelah dibahas di DPR.
Pemerintah sendiri cukup yakin prospek ekonomi tahun depan lebih baik dibandingkan tahun ini denga indikatornya adalah situasi perekonomian global mulai membaik, harga komoditas merangkak naik, serta perbaikan ekonomi domestik yang ditopang kinerja investasi dan ekspor.