Bisnis.com, JAKARTA - Kenaikan jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia berkaitan erat dengan peningkatan volume logistik dalam negeri.
Berdasarkan riset Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), jumlah masyarakat kelas menengah Indonesia terus meningkat. Pada 2030 jumlahnya diperkirakan tumbuh 59% terhitung sejak 2014.
Dalam riset ini kelas menengah digolongkan sebagai masyarakat berpendapatan antara Rp65 juta sampai Rp455 juta per tahun atau sekitar Rp5,4 juta sampai Rp38 juta per bulan.
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, kenaikan masyarakat kelas menengah akan berdampak pada kenaikan daya beli masyarakat.
"Dengan adanya kenaikan daya beli akan tumbuh volume logistik," katanya kepada Bisnis, Kamis (3/8/2017).
Salah satu sektor yang terimbas positif adalah perdagangan online atau e-commerce. Yukki mengatakan, dampak tersebut paling terasa di kota-kota besar dimana penetrasi e-commerce paling besar.
Peningkatan transaksi e-commerce selanjutnya berefek pada kenaikan angkutan barang via udara. Perdagangan online, kata Yukki, termasuk juga melalui sosial media tidak hanya berpengaruh pada kegiatan ekspor impor tetapi juga pengiriman domestik.
Mohamaf Feriadi, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspress Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) sebelumnya mengatakan, dia optimistis bisnis pengiriman ekspres dan logistik secara keseluruhan dapat tumbuh hingga 25% tahun ini.
Pendorongnya adalah fakta kalau pangsa pasar e-commerce Indonesia merupakan salah satu yang paling besar di Asia