Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian mengusulkan penambahan bantuan mekanisasi sebesar 100.000 unit dalam RAPBN 2018, guna menekan ongkos produksi padi petani.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Pending Dadih Permana menyebut, usulan ini naik dari bantuan mekanisasi pada 2017 sebesar 80.000 unit. Bantuan mekanisasi sebagai alat olah tanah dan alat tanam diantaranya traktor roda dua maupun roda empat.
Dia mengatakan bantuan mekanisasi dapat menekan biaya produksi padi petani dari rata-rata Rp1,2 juta per ha menjadi Rp600.000 - Rp700.000 per ha.
Bantuan mekanisasi menjadi perhatian Kementerian Pertanian sejak dua tahun lalu, guna meningkatkan produksi padi. Peningkatan bantuan mekanisasi terlihat sejak 2015 sebesar 80.000 unit, 2016 sebesar 100.000 unit, dan 2017 sebesar 80.000 unit. Sebelum 2015, kata dia, rata-rata bantuan mekanisasi hanya 6.000 unit - 8.000 unit per tahun.
"Itu [mekanisasi] berkontribusi menghemat pengeluaran petani kita. Mekanisasi memang salah satu solusi mengurangi cost petani. Ke depan, petani harus ke modernisasi," tuturnya dihubungi Bisnis pada Kamis (27/7).
Diakui Dadih, tingginya ongkos produksi padi seiring terbatasnya tenaga kerja di sektor pertanian dan struktur usia petani yang mengalami penuaan. Petani didominasi berusia lebih dari 45 tahun.
"Seringkali olah tanah terlambat karena sulit mencari buruh. Dengan bantuan mekanisasi sejak dua tahun ini, cukup membantu," kata dia.