Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arus Balik Masih Minim, Pengusaha Truk Dilematis

Minimnya jumlah pemudik yang kembali ke kota asal dikhawatirkan dapat memicu kemacetan saat arus balik. Pasalnya, per hari ini truk angkutan barang juga sudah mulai beroperasi.
Pemudik mulai berdatangan usai pulang dari kampung halamannya di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Kamis (29/6)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Pemudik mulai berdatangan usai pulang dari kampung halamannya di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Kamis (29/6)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, SANGATTA -- Minimnya jumlah pemudik yang kembali ke kota asal dikhawatirkan dapat memicu kemacetan saat arus balik. Pasalnya, per hari ini truk angkutan barang juga sudah mulai beroperasi.

Kyatmaja Lookman, Wakil Ketua Umum Bidang Distribusi dan Logistik Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) mengatakan, pengusaha truk merasa dilema dengan kondisi tersebut.

Jika arus balik ingin ditunggu sampai jumlah pemudik berkurang, maka akan memakan waktu lama. Sementara jika truk beroperasi kembali, jalan raya dan jalan tol akan semakin penuh.

"Penilaian arus balik ini kajiannya bagaimana saya agak bingung. Secara historis arus balik tidak pernah serentak. Apa juga mau distop barang sampai sebulan lagi?" ujarnya kepada Bisnis, Jumat (30/6/2017).

Menurutnya, berharap pemudik kembali dengan cepat bukan hal mudah. Sebab pemudik yang bekerja di sektor informal cenderung menunggu tiket murah.

Sedangkan yang balik cepat adalah pemudik kelas menengah atas atau para pekerja yang akan mendapat sanksi bila tak masuk kerja.

Berdasarkan data PT ASDP Indonesia Ferry, hingga Kamis kemarin jumlah pemudik yang menyeberang e Pulau Jawa di Pelabuhan Bakauheni, Lampung baru 21%. Sebagian besar adalah kendaraan roda 4.

Sementara itu, Kementerian Perhubungan telah mengimbau kepada para pemudik agar berangkat ke kota asal lebih awal, yakni sebelum 30 Juni. Dikhawatirkan jika arus balik dan truk angkutan barang bertumpuk di jalan raya maka dapat memicu kemacetan parah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Abdul Rahman
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper