Bisnis.com, JAKARTA - Untuk pertama kalinya dalam sejarah mudik Indonesia, pembelian tiket kapal feri bisa dilakukan lewat sistem online tahun ini.
Dalam berbagai kesempatan, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Faik Fahmi berulang kali menyampaikan bahwa pembelian tiket online ini merupakan sejarah tersendiri.
Pasalnya sejak berdiri pada 1973 atau sekira 44 tahun lalu, baru di era kepemimpinannya niat tersebut terealisasi.
"Meskipun kalau dibandingkan dengan moda transportasi lain seperti pesawat dan kereta api tergolong terlambat," ujarnya saat meresmikan groundbreaking pembangunan terminal eksekutif Pelabuhan Merak-Bakauheni beberapa waktu lalu.
Tiket online untuk penyeberangan berjadwal ini pertama kali diluncurkan pada 1 Juni lalu. Sengaja diluncurkan sebelum Lebaran tahun ini, tujuannya agar dapat digunakan oleh pemudik sekaligus untuk mengukur efektifitasnya.
Untuk tahap awal penumpang yang bisa menikmati layanan baru ini adalah mereka yang melintasi Selat Sunda via Pelabuhan Merak, Banten menuju Bakauheni, Lampung dan Selat Bali via Ketapang, Banyuwangi menuju Gilimanuk, Bali.
Alasannya, dua pasang pelabuhan tersebut merupakan rute tersibuk setiap kali musim mudik tiba.
Fahmi mengatakan, sistem tiket online diharapkan mampu mengurangi penumpukan penumpang di pelabuhan. Sebab calon penumpang bisa memesan tiket darimana saja tanpa perlu lagi antre dan berdesak-desakan di loket.
Calon penumpang pun bisa memprediksi waktu tunggu dan mendapat kepastian keberangkatan kapal. Suatu hal yang sulit terjadi saat pembelian tiket masih dilakukan secara manual.
Selain itu, untuk menarik minat masyarakat membeli tiket secara online, ASDP memberikan fasilitas jalur khusus di pelabuhan dengan waktu pindai barcode tiket yang lebih singkat.
Data pemudik juga secara otomatis tercatat dalam manifest penumpang karena telah didaftarkan langsung saat proses online.
Walaupun punya banyak kelebihan, tampaknya pihak ASDP masih harus bekerja lebih keras merayu para pelintas selat agar mau mengubah pola belanja tiketnya.
Pasalnya, animo calon penumpang untuk membeli tiket online belum sesuai harapan. Hingga satu minggu sebelum lebaran jumlah pembeli tiket online baru sekira 5000-an.
Sebagai gambaran, berdasarkan data ASDP tren pertumbuhan penumpang di pelabuhan Merak dan Bakauheni mencapai 3% setiap tahunnya.
Tahun lalu jumlah penumpang yang menyeberang dari Merak menuju Bakauheni mencapai total 1,55 juta orang atau naik 21% dibandingkan 2015 yang sebanyak 1,28 juta orang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebenarnya sudah mengingatkan hal tersebut sejak jauh-jauh hari. Saat groundbreaking dermaga eksekutif Merak akhir Mei lalu Budi mengingatkan Fahmi mengenai pembeli tiket online yang masih di angka 2000-an.
Dia meminta ASDP lebih gencar lagi melakukan sosialisasi agar lebih banyak masyarakat yang tahu mengenai tiket online. Hal tersebut diulanginya lagi saat meninjau kesiapan Pelabuhan Merak awal bulan ini.
Budi menyarankan untuk menggunakan media sosial dan media massa sebagai medium sosialisasi. Termasuk mengambil slot di running text televisi yang menurutnya salah satu cara paling ampuh.
"Memang cost akan bertambah tapi yang paling penting masyarakat bisa tahu," ujarnya.
Merespons hal tersebut, pekan lalu Fahmi mengatakan pihaknya sudah semakin gencar melakukan sosialisasi. Di running text televisi setiap empat jam akan muncul informasi mengenai tiket online ASDP.
"Kami pasang di empat stasiun televisi,"ungkapnya.
Fahmi mengaku cukup optimistis terkait penjualan tiket online sekalipun baru pertama kali diuji coba tahun ini. Sebab tipikal pemudik di Indonesia memang baru ramai membeli tiket jelang hari raya.
Kendati ada layanan online, ASDP tetap membuka loket offline di luar area pelabuhan (buffer zone) seperti rest area, hotel sekitar pelabuhan dan rumah-rumah makan.