Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Genjot Produksi, Cosmos Bakal Bangun Pabrik Baru

Pabrikan elektronik Cosmos berencana menambah pabrik baru tahun ini untuk meningkatkan kapasitas produksi.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

JAKARTA—Pabrikan elektronik Cosmos berencana menambah pabrik baru tahun ini untuk meningkatkan kapasitas produksi.

Dharma Surjaputra, Direktur PT Star Cosmos, mengatakan pihaknya tengah mempertimbangkan sejumlah lokasi pendirian pabrik baru tersebut, terutama Solo dan Semarang.

"Upah minimum regional [UMR] Jawa Tengah masih terjangkau bagi industri sehingga dapat mengurangi ongkos produksi," kata Dharma. Adapun UMR untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya serta Jawa Barat sudah dinilai membebani pelaku industri.

Selain penambahan pabrik, Cosmos juga akan memperluas lahan di pabrik induk yang berlokasi di Tanah Tinggi, Tangerang. Perusahaan juga memperbesar gudang penyimpanan barang di Bandung.

"Kapasitas terpasang untuk saat ini produk kipas angin berkisar pada 10 juta unit per tahun. Blender, rice cooker, water dispenser rata-rata 8 juta unit per tahun. Utilitasnya sendiri mencapai 60%. Kami masih mau mendongkrak angka tersebut," ujar Dharma ketika dihubungi Bisnis, Selasa (6/6/2017).

Sementara itu, tingkat komponen dasar nasional (TKDN) dari Cosmos berada pada kisaran 60%—70% untuk produk blender, setrika, dan water dispenser. TKDN untuk produk elektronik lain, seperti kipas dan penanak nasi sudah mencapai 80%—90%. Produk yang seluruhnya menggunakan komponen lokal adalah penyimpanan beras.

Dharma mengklaim pangsa pasar perusahaan untuk kategori peralatan rumah tangga mencapai 32%—33%. Penjualan terutama banyak ditopang oleh kipas angin, penanak nasi, dan blender.

Saat ini pabrikan elektronik menghadapi kendala biaya listrik yang dinilai kurang bersaing dengan negara lain. Ini mengakibatkan perusahaan banyak berhitung saat berencana menambah kapasitas produksi.

"Kami berharap pemerintah memberikan berbagai insentif dan kemudahan demi mendukung kemajuan industri dalam negeri, salah satunya dengan penurunan tarif listrik," ujar Dharma.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper