Bisnis.com, JAKARTA-Kendati kondisi global sudah cukup baik, Pemerintah menyatakan akan tetap berhati-hati dalam menetapkan asumsi makro 2018 mengingat ketidakpastian masih cukup tinggi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kondisi global adalah salah satu tantangan pemerintah dalam menerapkan kebijakan fiskal pada tahun anggaran 2018.
Hal itu dikemukakan Menkeu pada saat memberikan tanggapan terhadap pandangan umum fraksi DPR RI atas kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal Rancangan APBN tahun 2018.
Menurut Menkeu, ketidakpastian terbesar berasal dari kebijakan ekonomi yang akan diambil oleh negara besar, seperti Amerika Serikat (AS).
"Untuk itu, Pemerintah berharap bahwa kebijakan ekonomi yang akan diambil oleh negara tersebut, tetap dalam koridor yang mendukung pemulihan ekonomi secara global," katanya di Kompleks Parlemen (6/6).
Pemerintah juga sepakat bahwa di tengah situasi ekonomi global yang penuh ketidakpastian, lndonesia harus mengandalkan kekuatan domestik di dalam mencapai sasaran ekonomi dan pembangunan nasional.
Untuk asumsi pertumbuhan ekonomi, Menkeu memperkirakan di kisaran 5,4%-6,1%. Perkiraan ini merupakan perkiraan yang realistis dengan mempertimbangkan perkembangan ekonomi saat ini dan potensi risiko ke depan.
Perbaikan pertumbuhan ekonomi ini, didukung oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT).
"Pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4-- 6,1% dan komponennya membutuhkan dukungan reformasi kebijakan yang menyeluruh dan tepat sasaran. Serta komitmen dari seluruh pemangku kepentingan untuk menyatukan langkah dalam mencapai target," sambungnya.