Bisnis.com, JAKARTA - Pasca dimulainya pelayaran internasional perdana Davao (Filipina) ke Bitung (Sulawesi Utara) awal bulan ini, Kementerian Perhubungan juga tengah menyiapkan rencana kedatangan pelayaran internasional perdana lainnya untuk Pelabuhan Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Sumatra Utara.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan hal tersebut seiring dengan upaya mendukung mewujudkan Bitung dan Kuala Tanjung sebagai pelabuhan hub internasional.
"Setelah Davao-Bitung baru dibuka, selanjutnya Kuala Tanjung juga," ujarnya usai membuka Rapat Kerja Direktorat Perhubungan Laut 2017 di Ruang Mataram di Kementerian Perhubungan di Jakarta pada Rabu (3/5/2017).
Dia optimistis pelayaran perdana ke Kuala Tanjung dapat terwujud pada tahun ini. Pasalnya, dalam beberapa waktu lalu sudah ada pertemuan antara Indonesia, Malaysia, dan Thailand. " Kuala Tanjung kita harapkan pada Agustus atau September tahun ini ada yang ke sana," ujarnya.
Namun demikian, terkait detail rencana tersebut pihaknya belum bisa menyampaikan kepada khalayak lantaran masih dalam proses. " Kalau sudah siap dibuka, kita akan sampaikan ini semua," ujarnya.
Pasalnya, pihaknya juga sedang fokus pada upaya meningkatkan okupansi kapal kapal tol laut dan upaya mendukung terciptanya harga yang kompetitif dengan adanya tol laut itu, mengingat disparitas harga antara Indonesia wilayah Barat dan Timur saat ini masih sangat besar.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo mengatakan hal senada bahwa saat ini masih dilakukan pengkajian yang tepat untuk mendukung Pelabuhan Kuala Tanjung menjadi hub internasional tersebut.
Pihaknya tidak ingin gegabah asal mendeklarasikan pelayaran perdana ke Kuala Tanjung. Apalagi, sebenarnya potensi Kuala Tanjung untuk berkembang lebih besar dibandingkan dengan Bitung, karena di Kuala Tanjung hinterlandnya sudah terbangun, yakni ada Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke.
Sementara, untuk di Pelabuhan Bitung, kawasan industrinya belum siap, meskipun keduanya berada di alur pelayaran internasional. "Karena pelayaran internasional ini tidak bisa coba-coba, tapi harus benar-benar disiapkan dengan tepat."
Hal itu, kata dia, termasuk penyiapan pemberian insentif yang tepat kepada kapal kapal yang selama ini lebih memilih transit di Singapura itu. "Jadi kalau sudah siap, pasti sudah kami deklarasikan. Tapi kita harus siapkan insentif yang tepat yang bisa diberikan itu seperti apa, termasuk tarif, dan lainnya."